Tampilkan postingan dengan label On Food. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label On Food. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 Januari 2015

Berkunjung ke Rumah Teman di Bogor

Berkunjung ke rumah teman, apalagi yang berbeda kota itu sangat menyenangkan. Setelah sekian lama tak jumpa, kemudian ngobrol ngalur-ngidul di rumahnya rasanya akan jauh lebih nikmat ketimbang sekedar ketemuan di cafe. Apalagi kalau si tuan rumah rela repot-repot menjamu kita dengan berbagai menu di dapurnya. Waah, happy sekali rasanya ;D

Awal bulan Januari 2015 ini, saya dan si dia megunjungi kota Bogor. Nah, setelah menikmati pemandangan di Kebun Raya Bogor, kami mampir ke rumah teman. Rumahnya mungil tapi oh ya Tuhan, indah dan asri banget. Dari melihat rumah ini dan beberapa ruangan di dalamnya, saya jadi menyimpulkan kalau sebenarnya kita tidak membutuhkan rumah yang besar. Biar mungil tapi kalau penataannya rapi, bersih, unik dan asri, pasti bisa membuat orang yang melihatnya betah berlama-lama disana.

Begitu masuk ke dalam rumah teman kami yang bernama Frisca ini, kami langsung diajak untuk masuk sampai ke teras belakang rumah. Memang di tempat ini sepertinya pas sekali sebagai tempat berkumpul. Suasananya asri dengan taman yang penuh dengan dedaunan basah bekas turun hujan, udaranya sejuk, dan suara gemericik air membuat suasana semakin adem.

Saya, pacar saya, suami Frisca, Mia, kami duduk di kursi kayu. Sedangkan anak-anak, yaitu anak Frisca -Bimo dan Rakai- dan anak Mia -Nyala dan Christ- bermain bersama di ruang tamu. Dan Frisca, kemana kah dia? Ah, ternyata tuan rumah kami yang satu ini sedang jadi chef di dapur. Tapi, karena dapurnya jadi satu dengan teras belakang dan tanpa pembatas, kami masih bisa asik ngobrol sama dia. Kita kurang ajar banget yah, biarin dia masak sendiri, hihihi. Tapi terakhir-terakhir kita bantuin cuci piring kok ;D

Nggak terasa masakan telah matang (nggak terasa mungkin karena saya tinggal makan doang, hehe). Frisca membawa menu masakannya ke meja kami. 

"Ini dia laksan, kalian pasti suka".

Mendengar kata 'laksan' saya langsung terbayang laksa, tapi kok pas ngelihat menu yang ada di mangkuk bukan laksa? Ternyata, kata Frisca ini adalah masakan khas Palembang. Ooh, jadi bukan laksa yang biasa saya makan kalau di Tangerang itu, penonton. Hehehe.

Laksan sendiri bahan utamanya adalah sagu dan ikan giling. Tapi, yang dibikin Frisca ini unik banget. Supaya praktis, dia nggak perlu bikin laksan yang ribet itu, dia langsung aja pakai kerupuk ikan. Jadi kalau biasanya kerupuk itu digoreng, ini malah direbus, hehehe. Super aneh sih menurut saya. Tapi, jangan tanya rasanya seperti apa. Wuuuidiiih, sampai sekarang, sambil nulis ini, kebayang terus rasanya yang bikin ngiler itu.

Ini dia laksan bikinan chef Frisca...


 Setelah menikmati laksan yang enak dan kuahnya yang seger itu (cocok dimakan pas gerimis-gerimis, kebetulan waktu itu Bogor gerimis), si tuan rumah kembali sibuk di dapur. Wah, apalagi nih menunya? Menu kedua nggak kalah unik dari yang pertama. Yaitu kerang nenek. Memang sih, sudah biasa saya makan kerang, tapi model kerang yang suka dibuat mainan sama keponakan saya ini, belum pernah saya makan. Jangan sampai dimakan, pegang aja takut. Serius! Mungkin, kalau saat itu saya sedang tidak liburan, sepertinya saya nggak akan mau makan model kerang beginian. Biasanya, saya suka males makan makanan yang modelnya aneh-aneh. Tapi entah kenapa saat itu semua terasa sangat fun, apapun dilahap. Bilang aja emang rakus ;D

Seperti apa sih penampakan menu kerang nenek bikinan Frisca, ini dia... 



Ternyata rasanya enak juga loh, meskipun awalnya agak-agak takut mau makannya. Makannya juga seru, diseruput gitu aja. Kuahnya juga enak banget, gurih. Satu porsi nggak cukup, kita sampai nambah-nambah gitu. Apalagi pacar saya, ampe nambah berkali-kali. Ini baru rakus banget ;D

Karena udah kenyang kami memutuskan pulang. SMP dong, Sudah Makan Pulang. Hihihi. Nggak, nggak, kami masih ngobrol ngalor-ngidul disana. Sambil menikmati minuman unik sirup belimbing wuluh. Hedeew, apapun yang ada di rumah Frisca serba unik deh ;D Oh iya, saya janji ke dia untuk bawain oleh-oleh khas Surabaya yang juga unik, sirup Mangroove. Oke deh, semoga saya bisa cepat liburan lagi ke Bogor ;)

Hari sudah mulai gelap, keterlauan sekali rasanya kalau kita nggak pulang-pulang. Apa mau nungguin menu makan malam sekaian? Hihihi. Akhirnya, kami pamit pulang. Dan itupun kami masih merepotkan si tuan rumah. Kami diantar untuk mampir membeli oleh-oleh khas Bogor, Lapis Talas. Kemudian lanjut diantar ke stasiun, kami mau kembali ke Jakarta. 


Aah, senang sekali liburan ke Bogor kali ini. Bukan hanya Bogornya, tapi kunjungan ke rumah teman, bertemu dengan keluarganya, dan menikmati menu masakan yang unik-unik bikinan teman kami itu. Malamnya, saya benar-benar bisa tidur dengan pulas, biasanya insomnia ;D 
 

Senin, 10 Februari 2014

BerHelloKitty Ria, yuk!


Siapa yang suka warna pink angkat tangan!
Yang suka Hello Kitty, angkat tangan juga!
Yang suka makan, ayo diangkat tangannya tinggi-tinggi! ;D

Nah, buat yang suka warna pink, hello kitty, dan suka makan juga, kali ini saya pengen share mengenai cafe baru yang berkonsep hello kitty. Cafe yang ada di Ciputra World lt. 3, Surabaya, ini pertama buka kira-kira setahun yang lalu. Menurut si mas marketingnya, Cafe ini hanya ada di Surabaya loh, itu artinya di kota-kota lain di Indonesia belum ada. Nama cafenya adalah PINKITTY. Cafenya cantik banget. Sesuai konsepnya, Hello Kitty, tentu saja kita akan dimanjakan dengan berbagai dekorasi dan pernak-pernik Hello Kitty, seperti kursi, meja, sofa, boneka, sampai hidangannya pun juga dibentuk menyerupai boneka asal Jepang itu. Nah, seru banget kan. Makanya, tempat ini sangat cocok buat yang ngaku cewek banget atau yang suka hello kitty.

Beberapa hari yang lalu, saya dan teman mengunjungi cafe Pinkitty. Wah, seneng banget deh ada disana, mata kita benar-benar dimanjakan dengan berbagai pernak-pernik hello kitty, kami yang udah berusia 25 tahun ke atas ini berasa balik lagi ke masa kanak-kanak yang bahagia. Nggak hanya dari segi dekorasi, kita pun juga dimajakan dengan berbagai menu yang disediakan. Ada menu apa saja sih di Pinkitty? 

Waffle Hello Kitty Ice Cream

Menu yang satu ini sepertinya menu andalan di cafe ini, waktu saya browsing di google, gambar yang banyak tampil adalah waffel ini. Jadi, karena penasaran waktu itu saya pilih waffel ini deh. Dan benar saja, waktu waffle dihidangkan di meja kami, waaah saya langsung ngiler loh ngeliatnya, hehehe. Secara tampilan sangat menggairahkan. Dan surprise nya, tampilannya berbeda dari buku menu yang kita lihat. Jadi pengunjung yang pesan menu ini nggak akan menduga kalau akan mendapatkan tampilan yang berbeda, namun tentu saja dengan isi yang sama, kalau isinya beda brarti bukan waffle ice cream lagi judulnya, hehehe. Dari segi rasa, menurut saya seperti waffle dan es krim pada umumnya, lumayanlah, enak kok. Untuk yang pengen mencoba menu ini, harganya cuma Rp 36.000,00. Saya katakan "cuma" karena nggak terlalu mahal lah untuk menu yang bentuknya bikin gemes ini. Selain bikin kenyang juga bikin happy melahapnya ;)  

Hot Cappucino

Untuk minumnya, saya pesen hot cappucino. Dengan latte art hello kitty sebenarnya sayang banget kalau mau diminum, pengennya diliatin aja (keburu dingin dong), hehehe. Hot Cappucino ala Pinkitty ini dibandrol dengan harga Rp 32.000,00.

Chicken Sandwich
 
Kalau tadi saya pesen Waffle Hello Kitty Ice Cream dan Hot Cappucino, temen saya pesen Chicken Sandwich dan Rilakkuma Squash. Tapi sayang, Rilakkuma Squash nya kelupaan saya foto, dah buru-buru diminum sama teman saya, hahaha. Untuk harganya, Chicken Sandwich Rp 29.000,00. Sedangkan Rilakkuma Squash Rp 30.000,00.  
    
Menu-menu lainnya



Banyak menu-menu lainnya yang bisa dicoba di cafe ini. Misalnya saja, Hello Kitty Noodle, Fried Rice, Hainan Chicken Teriyaki, Hainan Pecking Duck, BBQ Chicken Pizza, dan masih banyak lagi lainnya.

Nah, gimana? Udah mulai mupeng untuk nyobain Cafe Pinkitty ini? Buruan aja datang ke Ciputra World lt. 3, Surabaya. Lebih seru lagi kalau dateng sama teman, pasangan, anak, keponakan atau siapapun lah. Oh iya, Cafe ini juga bisa dibuat ultah anak lhooo, ada paketannya gitu. Coba saja tanya sama pelayannya, pasti akan diberi brosur paket ultah anak. Kalau saya balik lagi jadi anak kecil pasti happy banget deh bisa ngerayain ultah di tempat ini ;)

Narsis timeee....



Well, itulah review saya tentang cafe Pinkitty. Semoga bermanfaat dan Selamat BerHelloKitty Ria ^,^

Minggu, 20 Oktober 2013

Jancuk Pedesnya atau Jancuk Mahalnya???

Off day kemarin (off day nya saya), 17 Oktober 2013, saya dan keponakan seru-seruan bikin acara menantang. Yaitu, makan Nasi Goreng Jancuk. Dinamakan Nasi Goreng Jancuk karena nasi goreng ini tingkat kepedasannya menggelegar. Luaarrrr biasssaaa.

Awalnya, saya pikir yang namanya Nasi Goreng Jancuk ini dijual di gerobak atau warung, karena mengingat "judul" makanannya yang kurang ekslusif, apalagi saya juga berasumsi kalau hidangan sekelas hotel nggak mungkinlah menyajikan masakan ekstrim seperti itu. Tapi ternyata saya salah, karena nasi goreng jancuk ini adalah menu masakan di resto Surabaya Plaza Hotel. 


Sebenarnya, saya bukan penggemar makanan pedas. Suka sih pedas, tapi bukan yang ekstrim. Tapi entah mengapa waktu itu lumayan penasaran sama nasi goreng yang lagi booming ini. Akhirnya, beli lah nasi goreng jancuk ini. Nasi goreng yang saya dengar-dengar perporsinya menggunakan cabai sebanyak setegah kilo ini harganya mahal juga, yaitu Rp 110.000,00. Meskipun satu porsi bisa untuk makan rame-rame, tetap saja bagi saya harganya mahal. Karena, kalau seandainya ada pembeli yang cuma mau makan sendirian gimana? Masa harus mengeluarkan duit sebesar itu untuk makanan yang saya jamin nggak bakal habis dimakan satu orang.

Selain itu, ada bebeapa hal yang bikin saya nggak sreg. Misalnya...

Pertama, waktu itu kami beli nasi gorengnya take away alias makan di rumah dan saya agak kecewa dengan penyajiannya yang menurut saya sih kurang higienis yah. Nasinya ditumplek gitu aja di wadah kardus. Sekedar usul aja sih, kalau ada staff resto yang baca tulisan saya ini, mbok ya itu nasi gorengnya dimasukin di wadah plastik yang aman, itu tuh wadah plasik kotak yang juga bisa dipake buat menghangatkan makanan di microwave. Karena biasanya, sepengetahuan saya sih, kalau saya beli nasi goreng di tempat yang rada-rada bergengsi ketika mau take away ya dikasih wadah plastik kayak tempat makan gitu. Agak risih saya makan nasi goreng yang pinggir-pinggirnya nempel di wadah kertasnya, udah gitu kertas bagian dalamnya bukan kertas minyak jadi ya pada lengket gitu. Terkesan agak rewel yah saya, tapi bukan kah wajar yah kalau kita minta pelayanan yang lebih baik dari resto yang berkelas. Kalau di warung aja sih,mungkin kita nggak usah komplain.

Kedua, ini pendapat pribadi aja sih. Menurut saya, makanan yang terlalu pedas itu menyamarkan rasa asli makanan tersebut. Jadi, ketika menikmati nasi goreng jancuk ini, saya cuma bisa merasakan pedas, udah, itu aja. Padahal, lidah saya ini juga ingin dimanjakan dengan rasa yang lain. Jadi, terlalu pedas bagi saya nggak banget. Ini memang selera yah, beberapa orang yang suka pedas bisa jadi sangat suka dengan nasi goreng jancuk ini. 

Oh iya, saya pernah dengar informasi secara sekilas, koki di negara mana gitu akan sangat tersinggung ketika pengunjung resto nya menambahkan hidangan mereka dengan sambal. Dengan menambahkan sambal, si koki merasa hidangan buatannya tidak enak, sehingga perlu disamarkan oleh rasa pedas oleh si pengunjung. Saya juga jadi ingat, pacar saya, makan dimanapun, punya kebiasaan untuk tidak mencampurnya dengan sambal terlebih dulu. Dia bilang, "ingin ngerasain rasa asli masakannya". Baru beberapa suap ketika dia puas dengan rasa asli masakan itu, dia menambahkan makanan dengan sambal.

Anyway, buat yang belum coba dan ingin coba, saya sarankan untuk cobalah. Setelah mencoba kita bisa memutuskan kita "naksir" apa nggak dengan makanan tersebut. Paling nggak punya pengalaman lah makan nasi goreng yang fenomenal ini, hehehe. Buat yang dilarang keras makan pedas demi kesehatan, sebaiknya dihindari aja kali yah dari pada berabe. Tapi yah, herannya, biasanya kalau makan pedas perut saya langusng mules, tapi kenapa yah waktu makan nasi goreng jancuk ini perut saya nggak mules sama sekali?! Yah, mungkin itulah kehebatan nasi goreng jancuk ini bagi saya, makan puedes tanpa mules ;p

Sabtu, 19 Oktober 2013

September in Semarang (part 3)

Holaaa....

Kali ini saya masih ingin menulis tentang liburan ke kota Semarang, ini part yang ke 3, semoga yang baca nggak bosen yaaah.... Janji deh ini part yang terakhir, hehehe. Di tulisan saya yang pertama tentang liburan ke kota Semarang yaitu September in Semarang (part 1), saya menulis tentang event yang saya ikuti selama 4 hari yaitu Wisata Negara Raharja (WNR). Di tulisan September in Semarang (part 2), saya menulis tentang hotel tempat saya menginap, yaitu Hotel Grand Candi Semarang. Nah kali ini di tulisan saya September in Semarang (part 3), saya pengen share kegiatan di kota Semarang diluar acara WNR.

Di kota Semarang ada banyak tempat yang perlu dieksplorasi. Namun, karena kegiatan sudah padat dengan acara WNR, jadi nggak banyak tempat yang saya kunjungi. Yang paling wajib sih setahu saya kalau liburan ke kota Semarang yang harus dikunjungi adalah Lawang Sewu, Simpang Lima, kawasan pecinaan, sama apalagi yaaah??? *nginget-nginget*. Nah, dari yang saya sebutkan tadi hanya Lawang Sewu yang sempat saya kunjungi, hiks. Di Simpang Lima sih tiap hari selama di Semarang kami para rombongan peserta lewat sana, tapi nggak mampir. Setelah acara WNR pun sebenarnya saya masih punya waktu satu hari lagi untuk berlama-lama di Semarang, tapi ternyata saya males kemana-mana dan lebih memilih jalan-jalan di sekitar hotel. Meskipun ada banyak tempat wisata yang terlewatkan, tapi ada juga koq tempat-tempat lain yang juga saya kunjungi selama di kota Semarang.

Lawang Sewu

Sepertinya, saya harus berterima kasih dengan teman saya mbak Citta yang dari Balik Papan itu, kalau nggak ada dia mungkin saya nggak kemana-mana di kota Semarang selain ngikuti kegiatan WNR. Jadi waktu pagi hari begitu saya nyampe Semarang, teman saya langsung jemput saya di hotel Gumaya Tower. Karena acara WNR baru mulai sore hari, kami pun punya banyak waktu kosong. Akhirnya dengan peserta WNR dari Balik Papan dan Pontianak, kami menyewa beberapa mobil untuk jalan-jalan.

Tujuan pertama kali adalah Lawang Sewu. Dari hotel tempat saya di jemput yaitu Gumaya Tower Hotel, jarak Lawang Sewu ini nggak terlalu jauh, bahkan kalau saya boleh bilang lumayan deket. Untuk masuk ke kawasan ini perorang harus bayar Rp 10.000,00. Dengan biaya ini kami para rombongan akan ditemani oleh pemandu wisata dan berkeliling menelusuri Lawang Sewu. Sesuai namanya, Lawang Sewu, disini kita akan melihat bangunan lama bersejarah yang memiliki buanyak pintu. Beberapa ruangan dimanfaatkan untuk pameran lukisan, namun lebih banyak ruang yang nganggur dibiarkan kosong. Bahkan, ada beberapa ruangan yang sangat nggak terawat dan angker banget ngeliatnya. 

Habis berkeliling dari satu pintu ke pintu lain jadinya capek deh. Akhirnya, ngaso dulu lah sambil kipas-kipas, hehehe.


Foto dibawah ini terinspirasi dengan hayalan saya kalau malem-malem menelusuri Lawang Sewu dan tiba-tiba ada sosok dari dunia lain yang tiba-tiba kepalanya nongol dibalik daun pintu, serrreeemm. Supaya foto ini nggak serem, yang difoto harus smile, yuk kita smileeee ;D


Foto bersama rombongan dari Pontianak dan Balik Papan, saya satu-satunya yang dari Surabaya.


Selepas dari Lawang Sewu, kami langsung menuju tempat yang bisa buat ngadem, maklum siang hari cuaca di Semarang puanas minta ampun. Kayaknya lebih panas Semarang dari pada Surabaya. Waktu itu kami ngadem di suatu restauran yang saya denger-denger restauran ini adalah restauran es krim pertama di Semarang. Benarkah? Saya belum sempat googling. Restauran apa sih? Ini dia...

Toko Oen

Tampak dari luar, toko ini terkesan jadul. Dan dari dalam, jadul juga ternyata, hehehe. Ya iyalah, namanya juga toko bersejarah. Toko Oen ini bukan hanya sekedar toko, tapi merupakan restaurant, ice cream palace, dan pattisserie. Begitu masuk kita akan melihat sederet kursi dan meja bagi mereka yang memesan makanan, disampingnya ada toko yang menyediakan camilan buat oleh-oleh.


Kami para rombongan ada yang langsung beli-beli camilan, ada yang langsung duduk untuk memesan menu. Saya termasuk yang kedua. Udah nggak sabar ngadem dengan menu es krim nya.


Setelah memilih menu, sambil menunggu dihidangkan, saya berkeliling di restauran ini melihat-lihat interiornya. Dan saya menemukan foto pendiri restauran Oen. Ini dia...


Restauran ini juga pernah mendapat penghargaan loh dari luar negeri.


Percaya banget deh kalau ini adalah restauran jadul dan bersejarah, dibawah ini ada mesin kasir jaman dulu. Gede dan pasti nggak praktis gitu pake'nya, maklum waktu itu teknologi nggak secanggih sekarang ;p


Es krimnya sudah datang... Es krim dibawah ini namanya adalah Mocca Nougatin, harganya yaitu Rp 15.000,00. Rasanya seperti es krim pada umumnya sih, cuma yang bikin saya suka adalah biskuit diatasnya, ih sumpah, biskuitnya eeenak banget. Nah biskuitnya ini juga bisa kita beli di toko camilan yang juga ada di restauran ini.


Yang dibawah ini adalah es krim Tutti Frutti, konon es krim ini yang paling dicari di restauran ini, alias most wanted. Kayak apa rasanya? Ya sesuai namanya ya rasa buah, hehehe. Kalau pengen tau lebih lanjut rasanya langsung aja mampir di restauran ini kalau sedang ada di Semarang. Oh iya, harga Tutti Frutti ini dibandrol Rp 32.500,00. Lumayan mahal yah untuk ukuran seimut ini, hehehe.


Selain es krim restoran ini juga menyediakan bistik. Yang dibawah ini adalah bistik sapi, kalau Anda ingin mencoba bistik sapi ini Anda harus menyediakan kocek sebesr Rp 75.000,00.


Nah, untuk yang tertarik mampir di Toko Oen ini Anda bisa datang ke Jl. Pemuda 52, Semarang (tlp. 024 3541683, 024 3548339).

Lumpia Express

Habis kenyang menikmati es krim dan bistik di Toko Oen, kami masih belum puas ingin memanjakan perut lagi. Kali ini kami mau makan makanan yang bikin Semarang terkenal olehnya, yaitu... Lumpiaaaa, yaaay. Banyak toko yang jualan lumpia di kota ini, tapi waktu itu kami pilih Lumpia Express.


Disini lumpianya ada tiga macam. Ada yang plain (Rp 7.000,-/biji), original (Rp 12.000,-/biji) dan crab (Rp 18.000,-/biji). Untuk minumnya sendiri kalau nggak salah harganya Rp. 5000,- (maap lupa, hehe). Untuk rasa lumpianya sendiri, hmmm.... sepertinya saya jatuh cinta sekali sama lumpia ini. Rasanya eeenak banget. Beda banget sama lumpia yang ada di kota Surabaya. Rebungnya sebagai bahan utama isian lumpia ini juga sangat tidak bau. 


Kalau tertarik pengen coba lumpia ini, datang saja ke Lumpia Express, Jl. Gajah Mada 142, Semarang (tlp: 024 3547697)

Toko Souvenir

Sudah puas memajakan perut, rombongan kami beranjak ke toko oleh-oleh. Untuk oleh-oleh, kami mengunjungi Toko Souvenir Semarang (Pusat Budaya Semarang, Kedai Dhahar lan Jamu Gendhong). Sesuai namanya, toko yang bertempat di Jl. Mataram 653 Semarang ini, selain menyediakan oleh-oleh khas kota Semarang juga menyediakan jajanan ringan seperti gorengan dan juga jamu gendhong.


Kalau ingin menikmati jajanan atau gorengan dan jamu gendhong kita bisa menemui di lantai 1, sedangkan lantai 2 adalah toko oleh-olehnya.



Toko oleh-oleh ini juga punya lobby yang keren loh buat narsis-narsisan, hehehe.


Makanan Khas Semarang

Selama 5 hari di Semarang, untuk makan pagi, siang, malam, udah diatur semua oleh panitia WNR. Dan semuanya makan di resto hotel. Kebayang nggak gimana bosennya?! Kalau saya sih bosen banget. Karena itu, sesekali saya "bolos" makan di hotel dan nyari-nyari makanan yang lebih "seger" bagi lidah ndeso saya, hehehe.

Nah, salah satu penemuan saya adalah soto sapi. Sotonya jelas beda dengan soto daging yang ada di Surabaya. Rasanya enak'an mana? Menurut saya dua-duanya enak, dua-duanya saya suka, meskipun mereka punya perbedaan. Soto di Semarang rata-rata sepertinya memang disajikan dalam mangkuk ukuran kecil. Pertamanya, saya syok dengan penyajian ini, secara porsi makan saya harusnya mangkuk besar, alhasil saya pun nambah semangkuk lagi, hahaha.


Semangkuk soto sapi ini harganya Rp 13.000,00, ini tanpa nasi. Nasinya sendiri per porsi Rp 3.000,00. Untuk minumnya, waktu itu saya beli es teh, harganya Rp 2000,00. Makan soto sapi ini pun rasanya kurang lengkap kalau tanpa krupuk, jadi jangan lupa tambah krupuknya. Ada berbagai krupuk, misalnya saja krupuk udang, rambak, emping.


Ternyata warung ini lumayan terkenal. Tuh, gambar diatas ada beberapa artis dan orang penting yang pernah makan di tempat ini. Nah, kalau pengen coba menu yang bikin saya seger kembali ini, datang saja ke warung Nasi Pindang Kudus & Soto Sapi "GAJAH MADA", Jl. Gajah Mada 98B, Semarang (tlp. 024 3543966). Paling gampang sih ancer-ancer nya adalah hotel Gumaya tower. Soalnya, waktu itu saya sedang ada di hotel Gumaya dan iseng-iseng jalan kaki di depan hotel buat nyari makanan.

Selain soto sapi, saya juga hunting makanan lain, yang satu ini menu yang terkenal banget di Semarang, yaitu tahu gimbal. Tapi saya nggak tau tahu gimbal yang paling populer tempatnya dimana. Ini saya makan tahu gimbal di foodcourt yang tempatnya pas bersebrangan dengan hotel Gumaya Tower.


Selama di Semarang saya pun terus-terusan nyari makanan favorit saya, bakso. Akhirnya, di hari kelima baru saya sempet nemu bakso. Tapi yang agak aneh, bakso di Semarang pake ditaburi potongan mentimun. Aneh bener, tapi nggak papalah, bikin rasanya semakin juicy ;)


Yang terakhir, saya menemukan es krim home made khas semarang. Es krim yang diberi cap Njonja Besar ini saya temukan saat berada di resto Tanjung Laut. Lumayan enak, ada berbagai rasa seperti coklat, durian dan kacang hijau.


Nah, itulah tadi cerita saya tentang liburan di Semarang. Terima kasih sudah baca sampai habis, semoga nggak pusing karena tulisannya puanjang sekali, hehehe. Semoga bermanfaat, dan untuk yang mau liburan ke Semarang, selamat menelusuri kota Semarang ;)


Selasa, 08 Oktober 2013

Chicken Shell Pasta, Mauuuu

Sebenarnya, saya sudah dalam tahap bosan yang sebosan-bosannya dengan makanan yang ada di restaurant, foodcourt, dan sejenisnya. Cukup sudah 5 hari di Semarang "disiksa" dengan makanan formal ala resto hotel. Nggak kenal pagi, siang, malam, yang disediakan oleh panitia adalah menu makan di resto hotel. Sebelum acara di Semarang ini pun sebenarnya saya sudah agak ogahan ketemu makanan resto, karena undangan pers sana-sani banyak yang menyajikan hidangan sedemikian rupa. Jadinya, sesuatu yang awalnya enak pun kalau terlalu sering jadi nggak enak.

Kemarin, karena saya dan temen janjian mau nonton di Tunjungan Plaza Surabaya, temen saya pun juga ngajak makan di mall tersebut. "Haduuh", keluh saya. Tanpa sungkan saya menolak dan sebagai gantinya saya bilang kita makan rujak cingur saja (bukan rujak cingur yang ada di mall atau resto, tapi yang di warung). Untung teman saya oke'in kemauan saya. Meskipun sih, pada akhirnya kami makan bakso yang lewat di depan rumahnya. Nggak papa, asal bukan segala makanan yang ada di mall atau resto. Entah lah, mengapa saya segitu bosannya dengan makanan ber"kelas" itu. Mungkin pada dasarnya saya orangnya katrok, sukanya makanan tradisional kampung yang bisa dinikmati tanpa table manner yang ribet, hehehe. 

Setelah menikmati satu mangkuk bakso yang seger dan pedes dengan kuah warna merah kecoklatan hasil dari saus dan kecap, saya dan teman saya pun langsung pergi ke mall untuk nonton.

Kami masuk ke dalam bioskop untuk menyaksikan film horror, Insidious Chapter 2. Saya dan teman sudah anteng duduk di kursi bioskop tapi film belum juga main. Berbagai tayang iklan muncul di layar bioskop. Dengan santai saya memperhatikan tayangan-tayangan tersebut, sampai pada satu tayangan iklan yang bikin saya menelan ludah dan kemudian.... ngiler. Iklan yang satu ini benar-benar membuat saya lupa kalau saya sedang bosan dan nggak ingin sama sekali makan-makanan ala resto. 

Apa sih yang saya liat?

Saya liat tayangan iklan menu baru Pizza Hut, yaitu Chicken Shell Pasta. Pas liat tayangan iklan ini saya langsung ngebatin, "kelar nonton, keluar dari XXI, langsung serbu Pizza Hut yang ada disebelah". Kemakan bener benak saya sama iklan kurang ajar ini, ahahaha.

Akhirnya, benar saja. Kelar nonton saya langsung ngajakin temen saya makan di Pizza Hut yang kebetulan ada di depan XXI. Langsung tanpa lihat-lihat buku menu saya langsung pesen Chicken Shell Pasta dan Orange Juice. Nggak seberapa lama, datanglah menu pesanan kami.

Yuhuuuu, ini dia...



Setelah melakukan tradisi orang Indonesia yang suka moto-moto makanan, hehehe, saya langsung makan pasta yang di bioskop tadi sempet bikin saya adem panas ini. Dan ternyata rasanya...

Eeenaaak. Jujur, menurut saya enak, lezat, dan saat ini, saat saya menulis blog ini saya masih pengen makan lagi *ngiler* *lagi*



Saya suka pastanya yang berbentuk kerang ini, lucu tampilannya. Isinya potongan ayam dan bayam. Disiram saus dengan taburan keju dan paprika hijau dan merah yang dipotong dadu. Tampilan dan rasanya benar-benar menggairahkan. Aaah, ternyata iklan yang saya lihat di bioskop itu nggak menipu. Setelah saya cari di youtube saya menemukan iklannya, ini...


Saya juga bikin komiknya. Komik sederhana siih, hehe.

Duh, nggak tahan bener ini. Nulis sambil mupeng gini ^,^

Selasa, 09 Juli 2013

Rejeki Menjelang Ramadhan

Seneng deh menjelang bulan penuh kesucian ini banyak rejeki, rejekinya bertubi-tubi lagi. Berturut-turut selama 5 hari menjelang bulan Ramadhan. Kali ini rejekinya berupa makanan, datengnya dari temen, pendengar, tetangga dan satu lagi dari seseorang yang awalnya nggak diketahui "identitas"nya. 

Hari pertama, tepatnya 05 Juli 2013. Dua temen sekantor berulang tahun, yang satu traktir twisty kfc yang satu lagi ngasih kue-kue dimasukin ke kotak kardus gitu. Twisty kfc ini fanatik banget saya sukanya, dari saya kelas 6 SD sampai sekarang. Nah, panteskan kalau saya menyebut diri saya fans fanatik, hehehe. Untuk kuenya sendiri, ada tiga macam yang dimasukin dalam kotak kardus, saya suka banget sama kue dengan topping abonnya. Enak. Yang dua dimakan sama orang rumah. Sayangnya sih, saya nggak sempat jepret makanan itu. Jadi ga bisa dipamerin di blog ini deh ;(

Hari kedua, 06 Juli 2013. Tiba-tiba teman sekantor sms, bilang kalau saya nggak perlu bawa bekal. Katanya, di kantor ada nasi kotak dari pendengar yang lagi ultah. Begitu nyampe kantor, nasi kotaknya saya buka, WOW...agak-agak norak reaksi saya liat nasi ini, secara baru pertama liat nasi goreng berwana hijau. Dan setelah saya makan, hmmm...rasanya nggak kalah sama tampilannya yang cantik. Pengen liat tampilannya? Ini dia....


Hari ketiga, 07 Juli 2013. Pulang kantor sore hari habis bermacet-macetan ria, perut laper banget. Tapi eh, pas nyampe rumah, nyokap nyodorin nasi kotak. Kata nyokap ini dari tetangga yang lagi syukuran. Ga sabar langsung saya buka. Yesss!!! Ikan bakar gurami, nasi, sambal pencit (sambal mangga muda), dan sayur urap-urap. Mentep wess iki, langsung lahap saya makannya. Tapi sebelum makan saya pindahin dulu ke piring, nggak enak kalau makan ikan bakar di kotak kardus kayak gini, enak pake piring biar puas.


Hari keempat, 08 Juli 2013. Ini agak ribet ceritanya. Karena baru keesokan harinya (hari ini) saya tau siapa sejatinya yang ngasih makanan ini. Jadi pas saya siaran kemaren, temen bilang kalau office boy kita ultah dan mau traktir. Dia nanya mau pilih nasi penyetan apa, nah karena kemaren udah makan ayam juga udah makan ikan, jadinya saya pilih yang lebih sederhana tapi ini juga makanan kesukaan saya. Saya pilih nasi, tempe, tahu, telur, lalapan, sambal. Beneran deh enak loh nasinya, apalagi lalapannya ada daun kemanginya. Saya suka daun kemangi, seger dan tentu saja wangi, berasa mengunyah parfum, wkwkwkw. 

Makanan abis, saya pun ngobrol sama temen lain yang juga masih sekantor, dari obrolan itu ternyata saya tau yang traktir nasi itu bukan ob tapi penyiar radio bawah (radio Wijaya). Ya udah deh, karena baru hari ini ketemu saya nyamperin dia untuk ngucapin terima kasih. Tapi eeeh, lha koq dia bilang, "Bukan aku itu, non. Itu dari pak satpam". Jiiiaaah, bingung kali saya dibuatnya. Mengapa makanan yang satu ini sulit sekali diketahui rimbanya. Akhirnya, saya nyamperin pak satpam baru kita. Dan sebelum mengucapkan terima kasih (dari pada kecele lagi) saya nanya dulu nasi yang kemaren bener nggak dari dia. Dan dia dengan senyumnya yang manis mengangguk iya. Baru deh saya mengucapkan terima kasih, hehe. Dalam hati saya ngebatin, baik banget ya pak satpam baru ini. Ini yang pertama kali satpam di tempat kami bagi-bagi rejezi *terharu* ini dia nasi penyetannya...



Hari kelima, 09 Juli 2013. Kejadian berturut-turut ini sangat membuat saya takjub. Rezeki yang Dia datangkan nggak habis-habis. Mulai dari teman, pendengar, pak satpam, dan hari ini yang bagi-bagi rezeki datangnya dari bos kami. Kue yang ada tiga macam dalam satu kotak kardus ini katanya syukuran ultah cucunya. Baru saya makan satu, enak loh. Ini dia saya jepret...


Dapet rezeki kayak gini tentunya seneng baget. Kita harus banyak bersyukur karena banyak yang perhatian sama kita dan rela berbagi rezeki dengan kita. Tapi, jangan mau dikasih aja. Sebaliknya, kita juga balas memberi, yah nggak harus langsung saat itu juga sih. Misalnya, bisa saat kita dapet rezeki lebih atau saat ada momen-momen tertentu. Saling memberi saling menerima, take and give. Pasti indah sekali kalau kehidupan seperti itu. Apalagi besok udah masuk bulan Ramadhan, perbanyak perbuatan baik dan jangan lupa untuk selalu bersabar. 

Oke, itu dulu cerita saya hari ini.

Happy fasting ;)

Rabu, 26 Juni 2013

Dua Sejoli Chacha

Sudah tau kemasan terbaru dari Chacha belom?

Pertama kali lihat di rak alfamart saya sangat tergoda untuk mengambil permen coklat yang satu ini. Biasanya saya nggak seberapa tertarik dengan makanan seperti ini. Mengapa saya tergoda? Saya nggak tahan banget liat kemasannya yang unyuuu itu. Ini terbukti banget yah kalau kemasan itu menentukan minat pembeli pada suatu produk.

Awalnya, karena saya pikir nggak terlalu tertarik sama permen coklat ini saya mau beli satu aja, buat menuhin rasa gemes sama kemasannya. Saya milih yang warna coklat, tulisannya "Delfi, Chacha, milk chocolate". Tapi begitu melihat kemasan yang lain, hanya beda warna, yaitu warna kuning dan bertuliskan "Delfi, Chacha, Peanut", saya jadi dilema mau pilih yang mana. Mau beli 2 males, secara ya itu tadi seperti yang saya bilang saya nggak segitunya sama permen coklat, mungkin karena saya bukan anak-anak lagi kali ya. Meskipun siih saya masih suka produk coklat lainnya yah, seperti hot choco, choco bar, atau choco cake.

Back to the cute chacha....
Karena saya suka dua-duanya kemasan Chacha itu, dan saya rasa dua kemasan itu memang diciptakan untuk tidak terpisahkan, akhirnya saya beli semuanya. Sepasang Chaca. Dua sejoli. Aaah, romantis sekali. Ingin lihat keromantisan mereka? Ini dia....



Lihat!!! Meskipun nggak ada gambar-gambar "love" nya masih bisa terasa kemesraan dua sejoli ini. Eeeaaaa. Tapi beneran imut dan lucu yah kemasannya. Yang lebih lucu dari ini sih ada, yang panjang itu, yang di bagian atas biasanya ada kepala tokoh kartun. Kalau itu sih, imut dan lucu versi anak kecil.

Produk dari Delfi yang punya berat bersih 85 g ini masing-masing dibandrol seharga Rp 14.000,00. Kalau pengen irit makan aja perbiji perhari, bisa ampe 2 bulan tuh, hehehe. Tapi nih, buat yang masih abg, atau mungkin moms yang punya anak kecil, atau mungkin orang dewasa yang masih pengen ngerasain manisnya masa kecil (hehe), bisa loh pake Chacha dengan kemasan ini untuk bikin permainan. Setelah saya ngelamun sambil makan Chaca, saya jadi punya ide permainan seru dengan atau untuk anak kecil dengan menggunakan Chaca yang kemasan ini. Yaitu.... Jeng jeng.... Tebak warna. Nah, biar semakin seru, sebelum ambil permen coklat Chacha ini kemasannya dikocok-kocok dulu, ngocoknya kayak ngocok arisan aja yah, pelan-pelan. Jangan ngocok yang semangat banget, bisa-bisa orgasme ...eh ancur coklatnya. Ehehe.

Well, itulah tadi pengalaman nggak penting saya yang sebaiknya diceritakan di blog ini biar postingannya keliatan aktif. Habisnya akhir-akhir ini saya sibuk berat, tiap kali punya niat nulis blog selalu aja terhambat. Eh, koq malah curhat ;p


Sabtu, 25 Agustus 2012

Mancing Ikan, Yuk!!!

Libur lebaran telah usaiiii. Kembali ke rutinitas untuk bekerja!!!

Balik ke kesibukan kerja rasanya fresh banget kalau kita udah maksimalin yang namanya liburan. Apalagi kalau liburannya diisi dengan hal-hal yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Saya baru pertama kali ini ngerasain sensasi mancing ikan. Kalau mancing perkara sih udah sering. Ahaha. 

Karena kebetulan ada yang ngajak, berangkatlah saya bersama para kakak ke tempat wisata mancing di Pacet. Banyak sekali kolam pancing di Pacet. Tapi sepertinya tempat yang paling rame ya yang kami kunjungi ini. Namanya "Kolam Pancing Agung". Tempatnya juga lebih luas dari pada tempat lainnya. Seperti ini niiih... 
Tuh kan rame banget. Padahal kolamnya sangat luas, ada tiga kolam lagi. Tapi, dari pengunjung yang banyak itu, dimana saya berada yaaa???

Ada yang liat ga yaaah??? *kayak anak kecil* Hehehe.

Ini dia saya, tarrraaaa....
Saat mancing sambil menunggu ikan yang "nyantol" di pancingnya, saya jadi teringat sama buku yang baru-baru ini saya baca, buku sejarah Cleopatra. Waktu itu Mark Anthony (jenderal Roma setelah meninggalnya Julius Caesar) sedang seru-serunya mancing. Cleopatra yang waktu itu jadi kekasihnya datang dan bilang, "Hai, Jendral. Serahkan pancingmu pada kami. Buruanmu bukan itu. Tapi kota, pulau, benua". Saya cekikikan ketawa, membayangkan jadi Ratu Mesir, jadi Cleopatra yang cantik, dan pacaran dengan jenderal besar Roma. *ngelamun disiang bolong* *sambil mancing ikan pula* Hehehe. 
Ditengah-tengah lamunanku, akhirnya...
Dapet ikan.... yuuhuuuuu. Dipoto dulu aah ikannya...
Sebenarnya kasian dan ga tega sih liat ikannya. Tapi gimana lagi?! Dah laper. Ya udah, langsung aja dimasak. Masaknya ga perlu masak sendiri, ikannya kita kasih aja ke penjaganya, biar mereka yang ngasih ke kokinya. Mau dibakar? digoreng? Bisa semua. Lebih lengkap ditemani sambal kecap, sambal pencit (mangga muda), sayur kangkung, pastinya juga ada nasi angetnya juga. Tambah camilan sambil nunggu ikannya datang, ada ote-ote, tahu dan tempe goreng. Minumannya, banyak sekali pilihan menunya. Waktu itu kami pesan beras kencur dan es teh. Seru banget deh. Masakannya enak, ikannya fresh. Beda sama ikan yang dibeli di pasar atau supermarket. Mengenai harga, murah meriah koq. Saya lupa sih harga persatuan menunya. Tapi paling ga, empat orang cuma habis sekitar Rp 200.000,00an.
Hmm, ini saya koq tampak mbladus banget yah??!!
Karena mancing di siang bolongkah? Ato emang saya aselinya se-mbladus ini? Jadi malu aku, Rek. Ahahaha.
Kapan-kapan kalau ada waktu pengen balik lagi ah. Saya pengen makan ikan lebih banyak dan dandan lebih cantik. Hihihi.    
 

blush ON blush Copyright © 2015 -- Powered by Blogger