Sore di hari Jum'at tepatnya tanggal 21 Februari 2014, ada satu misscall dari atasan. Wah ada hal penting apa nih, pikir saya. Langsung seketika saya telepon balik beliau. Saat menelpon, begitu hebohnya saya ketika mendengar ada undangan untuk pelatihan jurnalis yang diadakan oleh US Consulate General (konjen AS) & VOA (Voice of America). Senang banget. Sudah terbayang di kepala akan bertemu dengan orang-orang hebat dari VOA (syukur-syukur kalau sekalian diajak ke US buat siaran di VOA, hihihi). Celingak-celinguk kanan kiri, semoga nggak dibaca ama bos ;p
Pelatihan jurnalis ini digelar di 3 kota di Indonesia, yaitu Padang, Surabaya & Malang. Di Surabaya sendiri diadakan pada 06-07 Maret 2014, bertempat di konjen AS, Jalan Citra Raya Niaga No. 2, Surabaya. Tempatnya lumayan jauh dari rumah saya, sempet pake acara nyasar pulak karena baru pertama kali datang ke tempat ini. Tapi untunglah, berkat bantuan security yang ada di jalan Citraland, nggak lama kemudian sampe di tempat tujuan dengan selamat dan ON TIME. Ini yang perlu dicatat, jarang-jarang saya bisa on time, apalagi ini pake acara nyasar pula. Hehehe. Ketauan deh bad habbit nya ;P
Sampai di konjen AS, kami para peserta yang datang langsung registrasi. Peserta yang sudah registrasi akan dibawa masuk, namun sebelumnya harus diperiksa dulu. Baru tau loh, ternyata seketat itu kalau mau masuk Konjen AS. Gadget harus dimatikan dan nggak boleh dibawa masuk kedalam, kecuali kamera dan laptop. Kamera pun masih harus dites, bener nggak tuh fungsinya sebagai kamera. Untuk laptop, wifi nya harus di nonaktifkan. Waktu itu, dari rumah, selain bawa hape, saya juga bawa ipad mini. Meskipun sudah meyakinkan bagian security kalau ipad mini ini adalah laptop dalam versi lain yang lebih mungil, lebih praktis, tetep aja nggak diijinkan untuk dibawa masuk. Hiks. Agak galau juga nggak boleh bawa gadget satu pun, secara pelatihan ini dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Dua hari lagi!
Hmmmm, sebenarnya saya nggak ikut dua hari sih. Memang secara prosedur, jalannya acara dua hari. Tapi di hari pertama, saya dan ada beberapa teman dari media lain tidak diijinkan masuk. Alasannya beda-beda, ada yang telat konfirmasi undangan (seperti saya), dan ada juga yang karena pas konfirmasi ke pihak konjen AS tidak menggunakan nama asli sesuai KTP. Yah, namanya juga orang media, kadang nama kita diubah-ubah, istilah bekennya nama artis lah, hehehe. Jadinya, karena tidak diijinkan masuk ya saya pulang deh. Padahal udah jauh-jauh, berangkat pagi-pagi, nyasar pula. Hiks.
Tapi... ada kabar baiknya, para peserta yang hari pertama tidak diijinkan masuk, di hari kedua boleh mengikuti pelatihan ini. Horrreeee. Keesokan harinya saya datang lagi ke konjen AS. Dengan segala prosedur pemeriksaan, akhirnya bisa masuk ke dalam kelas. Ini pertama kalinya saya mengunjungi konjen AS. Tempatnya luas (itu pasti), setiap pintu masuk selalu ada security nya (tapi model securitynya bukan seperti security biasa), dan setiap pintunya kalau di buka dan dorong lha kok berat banget yah, lumayan bisa mengurangi kalori tubuh secara drastis nih (lebay, hehe). Membayangkan kalau saya kerja disana, bisa-bisa langsing dalam sekejap :D
Masuk di dalam kelas, sudah ada beberapa teman media lain, ada yang dari radio SS, Trijaya, Colors, She, Kompas tv, Jtv dan masih banyak lagi (oh iya, bagi yang mungkin belum tau, saya sendiri dari radio METRO FeMale 88,5 Fm). Back to the Class, sepertinya di hari kedua ini saya terlambat sedikit. Si pengajar sudah mulai menjelaskan beberapa materi. Sebagai pembicara dalam pelatihan ini adalah Inna Dubinsky dari BBG Office of Development & International Media Training. Karena beliau orang bule, tentu saja bahasa pengantar yang dipakai adalah bahasa Inggris. Dan bagi yang kurang begitu mengerti bahasa Inggris, nggak mudeng dengan penjelasan ibu Inna Dubinsky, tenang aja sudah ada penerjemahnya di dalam kelas, yang belakangan baru saya tau kalau mbak penerjemah ini adalah si Mbak Marintan. Ampuun, akhirnya setelah sekian lama hanya "ketemu" via email, sekarang ketemu beneran secara face to face. Mbak Marintan ini adalah Country Respresentative Indonesia dari US International Broadcasting Bureau. Happy banget bisa ketemu langsung sama mbak Marintan. Saat kelas break, kami ngobrol banyak tentang program radio, termasuk program-program menarik dari VOA yang bisa digunakan oleh radio afiliasi.
Selain ibu Inna Dubinsky dan mbak Marintan, ada satu lagi pengajar yang bikin saya terpukau dengan pengalaman-pengalamannya selama menjadi wartawan di media-media asing, yaitu Pak Frans Padak Demon. Sebenarnya, saat beliau mulai berdiri di depan kelas, saya nggak tau si pak Frans ini siapa ya. Maklum, seperti yang saya ceritakan diatas, saya baru ikut kelas lanjutan di hari kedua. Jadi sempat miss dalam perkenalan dengan pengajar di hari pertama. Dan belakangan, usai acara, tepatnya keesokan harinya, saya tau dari akun facebook kalau beliau ternyata director at VOA Indonesia. Wow.
Mendengar pengalaman-pengalaman pak Frans, jadi teringat dengan film favorit saya, The Secret Life of Walter Mitty. Kisah yang sangat seru, menantang, hectic, ada setting pesawat, kapal, dan tentu saja si pemeran utama adalah orang media. Bertemu dengan pak Frans rasanya seperti bertemu Walter Mitty dalam versi kisah nyata (maksud saya kesamaan kisah serunya, bukan karakternya. Karena di dalam film, Walter Mitty diceritakan sebagai pengkhayal akut. Saya nggak tau deh karakter pak Frans, penghayal akut apa nggak, hehehe, pisss). Sebagai sama-sama orang media, saya pun juga bercita-cita punya pengalaman menantang dan luar biasa seperti yang dialami oleh Walter Mitty dan pak Frans ;)
Sungguh senang rasanya mengikuti pelatihan jurnalis ini. Ada banyak pelajaran baru, pelajaran yang perlu diingat kembali, dan tentu saja tidak ketinggalan pengalaman-pengalaman seru, baik itu dari para pengajar dan teman-teman peserta pelatihan. Ternyata berkumpul bersama orang-orang dengan profesi dan minat yang sama bisa merefresh pikiran dan membuat kita semakin mencintai pekerjaan kita.
Terima kasih konjen AS, VOA, & BBG yang sudah menyelenggarakan pelatihan ini. Terima kasih untuk para pengajar, ibu Inna dan pak Frans. Mbak Marintan sebagai penerjemah yang sudah menolong orang-orang kayak saya yang kemampuan bahasa Inggrisnya "little-little sih I can", hehehe. Terima kasih untuk teman-teman peserta yang hadir, yang sudah bikin seru suasana. Terima kasih untuk public affairs officer of US Consulate General, Andrew M. Veveiros. Terima kasih juga saya ucapkan untuk teman-teman dari konjen AS, terutama mbak Yessika yang sudah repot-repot mau mengirimkan materi pelajaran hari pertama ke email saya. Dan tentu saja terima kasih untuk atasan saya yang mengirimkan saya untuk datang ke pelatihan ini. Kalau ada acara seperti ini, mau dong ikutan lagi ;)
Keterangan:
Sumber foto dari akun facebook pak Frans. Terima kasih, Pak Frans ;)