Minggu, 27 Mei 2012

Nobar KvK di Sutos XXI

Korupsi,
kata yang satu ini sepertinya mengiringi bertambahnya usia saya. Sewaktu saya masih duduk dibangku SD, ada berita yang sangat heboh tentang mantan Presiden RI Soeharto, yaitu penurunan presiden oleh mahasiswa, yang waktu itu presiden telah melakukan KKN (Korupsi, Kolusi & Nepotisme). Sejak saat itu istilah KKN tidak hanya terkenal dikalangan orang dewasa, saya dan kawan-kawan yang masih kecil pun sering menggunakan istilah ini sebagai bahan olok-olok pada sesama.

Sekarang, saya berusia 26 tahun. Berita tentang korupsi tidak pernah "libur" dari televisi, koran, dan media lainnya. Apa yang terjadi di Indonesia? Saya dibesarkan dengan berita-berita mengerikan tentang perilaku pejabat negara yang serakah. Beberapa para pejabat negara mengambil uang rakyat, dan bersenang-senang ditengah penderitaan masyarakat miskin. Tapi tunggu dulu, kalau kita berbicara tentang korupsi atau koruptor, benarkah pelaku korupsi hanya pejabat dan pemerintah??? Banarkah yang harus kita salahkan hanya mereka???

Jawabannya TIDAK. Siapapun bisa menjadi seorang koruptor. Dan siapapun harus disalahkan kalau ia adalah seorang koruptor. Dulu saya sempat menulis kejahatan korupsi kecil yang dilakukan oleh petugas swalayan. Dua kali saya bertemu dengan petugas swalayan yang melakukan kecurangan, sampai akhirnya saya marah dan melaporkan hal ini pada petugas pengaduan konsumen. Bukan karena barang yang diambil oleh mereka saya bisa marah, tapi karena sikap curang yang tidak bisa dibiarkan. Sedikit saja kita mentoleransi, perbuatan curang seperti itu akan tumbuh subur dimana-mana. Hal yang sama ketika saya ditilang oleh sebuah oknum yang mengatakan bahwa saya salah jalur. Saya benar-benar tidak tau kalau saya salah melewati jalan itu, yang saya tau, biasanya lewat di jalur tersebut tidak masalah. Semua pengendara lain juga melakukan apa yang saya lakukan. Tapi baiklah, setelah berdebat dan oknum tersebut bilang kalau sudah ada tanda lalu-lintas bahwa tidak boleh melewati jalur tersebut , saya mengaku salah. Tapi yang saya benci, dia menawarkan uang damai. Saya menolak tanpa berpikir, saya nggak sudi rasanya ngasih-ngasih duit dengan cara curang seperti itu. Alhasil dibawalah SIM saya, dan berhari-hari tersiksa karena nggak bisa parkir di mall. Nyesel? nggak juga. Saya malah mengolok-olok tuh oknum karena ga berhasil curangi saya, hehehe. 

Kalau anda sendiri, apakah sering menemui kejadian korupsi dalam sehari-hari? Atau mungkin pernah melakukan? Bukannya nge-jugde, kita semua pasti pernah melakukan kesalahan, tapi yang terpenting adalah kemauan untuk memperbaiki diri. Mungkin mulai dari sekarang kita bisa dengan saling mengingatkan satu sama lain untuk berbuat jujur. Berbuat jujur memang nggak tren, ada yang bilang, "lama suksesnya kalau berbuat jujur", "jujur itu ga selamet", atau "kapan kayanya kalau jujur?". Tapi, kita harus percaya bahwa Tuhan itu ada dan melihat semua yang kita lakukan. Saya akui saya bukan orang suci, tapi paling nggak saya ingin berusaha dan mengajak siapapun untuk bersama-sama mau jujur, bekerja keras dan yang terpenting anti-korupsi. 

Dan...
sekarang kita dimudahkan untuk kampanye anti-korupsi. Salah satunya adalah mengajak saudara, teman atau tetangga sebanyak-banyaknya untuk menyaksikan film Kita Versus Korupsi atau KvK. Film ini bagus, sangat menggambarkan kehidupan sehari-hari yang dekat dengan korupsi. Film omnibus yang dibintangi oleh Revalina S. Temat, Nicholas Saputra, Tora Sudiro dan Agus Ringgo ini tidak menyajikan kisah-kisah investigatif dari kasus-kasus mega korupsi di negeri ini. Tetapi mengangkat kondisi sistem nilai yang hidup di kehidupan sehari-hari kita. Di sekolah, di dalam keluarga, tempat kerja, yang membentuk masyarakat jujur atau tidak. 

Ada empat film pendek dalam film Kita Versus Korupsi (KvK) ini. Film pertama "Rumah Perkara", film kedua "Aku Padamu", film ketiga "Selamat Siang Rissa" dan film keempat "Pssttt... Jangan Bilang Siapa-Siapa". Film ini adalah film non-komersil dan hasil kerja sama oleh KPK, USAID, Transparency International Indonesia dan Cangkir Kopi (production house).

Nonton bareng yang berlangsung Jum'at, 25 Mei 2012 di Sutos XXI dihadiri juga oleh perwakilan dari Transparency International Indonesia, Teten Masduki, dan beberapa pemain film KvK. Acara ini diselengggarakan oleh Gusdurian dan didukung oleh radio tempat saya bekerja, METRO FeMale 88,5 Surabaya. 

Seperti apa sih acaranya? Yuk, kita intip saja....



       

Jumat, 18 Mei 2012

Narsis Membawa Rezeki

Slama ini merasa bersalah karena narsis?
Atau malu karena sudah merasa ga pantas bernarsis-narsis ria (faktor umur)?

Oke-oke, narsis memang memalukan kalau kita sudah dewasa tapi di depan umum bertingkah kayak abg labil yang geje ga jelas. Hehe. Tapi narsis jadi ga memalukan loooh kalau tau tempat dan waktunya. Apalagi kalo bisa bawa rejeki. Sangat tidak memalukan tuh ^_^

Ga percaya kalo narsis bisa bawa rejeki???

Coba aja narsis-narsisan di mall Ciputra World Surabaya. Join Snap&Tweet
Jadi, anda atau rame-rame sama teman atau keluarga bisa narsis foto2an waktu shopping atau dining di mall Ciputra World.
Untuk best pose akan dapat voucher Nav senilai Rp 100.000, 00 dan voucher belanja lainnya.

Dan tau kah anda? For Your Information (siap2 mau pamer)....
Saya menang!!! Horeee!!!

Jadi saya dapat voucher Nav karaoke keluarga di Ciputra World dan voucher-voucher belanja lainnya.

Ini dia foto saya & teman yang lagi dining  di Omnivoro, Ciputra World.


Ini foto voucher yang saya dapat,

 

Nah, pengen menang dan dapet voucher seperti saya???
Baca aja ya keterangan lengkapnya di Snap&Tweet

Oh iya, saya mau say tengs nih buat Ciputra World Surabaya.

Terima kasih Ciputra World (menangin saya lagi dong di putaran selanjutnya) *ngarep*  Hehehe.

 

blush ON blush Copyright © 2015 -- Powered by Blogger