Jumat, 30 Januari 2015

Berkunjung ke Rumah Teman di Bogor

Berkunjung ke rumah teman, apalagi yang berbeda kota itu sangat menyenangkan. Setelah sekian lama tak jumpa, kemudian ngobrol ngalur-ngidul di rumahnya rasanya akan jauh lebih nikmat ketimbang sekedar ketemuan di cafe. Apalagi kalau si tuan rumah rela repot-repot menjamu kita dengan berbagai menu di dapurnya. Waah, happy sekali rasanya ;D

Awal bulan Januari 2015 ini, saya dan si dia megunjungi kota Bogor. Nah, setelah menikmati pemandangan di Kebun Raya Bogor, kami mampir ke rumah teman. Rumahnya mungil tapi oh ya Tuhan, indah dan asri banget. Dari melihat rumah ini dan beberapa ruangan di dalamnya, saya jadi menyimpulkan kalau sebenarnya kita tidak membutuhkan rumah yang besar. Biar mungil tapi kalau penataannya rapi, bersih, unik dan asri, pasti bisa membuat orang yang melihatnya betah berlama-lama disana.

Begitu masuk ke dalam rumah teman kami yang bernama Frisca ini, kami langsung diajak untuk masuk sampai ke teras belakang rumah. Memang di tempat ini sepertinya pas sekali sebagai tempat berkumpul. Suasananya asri dengan taman yang penuh dengan dedaunan basah bekas turun hujan, udaranya sejuk, dan suara gemericik air membuat suasana semakin adem.

Saya, pacar saya, suami Frisca, Mia, kami duduk di kursi kayu. Sedangkan anak-anak, yaitu anak Frisca -Bimo dan Rakai- dan anak Mia -Nyala dan Christ- bermain bersama di ruang tamu. Dan Frisca, kemana kah dia? Ah, ternyata tuan rumah kami yang satu ini sedang jadi chef di dapur. Tapi, karena dapurnya jadi satu dengan teras belakang dan tanpa pembatas, kami masih bisa asik ngobrol sama dia. Kita kurang ajar banget yah, biarin dia masak sendiri, hihihi. Tapi terakhir-terakhir kita bantuin cuci piring kok ;D

Nggak terasa masakan telah matang (nggak terasa mungkin karena saya tinggal makan doang, hehe). Frisca membawa menu masakannya ke meja kami. 

"Ini dia laksan, kalian pasti suka".

Mendengar kata 'laksan' saya langsung terbayang laksa, tapi kok pas ngelihat menu yang ada di mangkuk bukan laksa? Ternyata, kata Frisca ini adalah masakan khas Palembang. Ooh, jadi bukan laksa yang biasa saya makan kalau di Tangerang itu, penonton. Hehehe.

Laksan sendiri bahan utamanya adalah sagu dan ikan giling. Tapi, yang dibikin Frisca ini unik banget. Supaya praktis, dia nggak perlu bikin laksan yang ribet itu, dia langsung aja pakai kerupuk ikan. Jadi kalau biasanya kerupuk itu digoreng, ini malah direbus, hehehe. Super aneh sih menurut saya. Tapi, jangan tanya rasanya seperti apa. Wuuuidiiih, sampai sekarang, sambil nulis ini, kebayang terus rasanya yang bikin ngiler itu.

Ini dia laksan bikinan chef Frisca...


 Setelah menikmati laksan yang enak dan kuahnya yang seger itu (cocok dimakan pas gerimis-gerimis, kebetulan waktu itu Bogor gerimis), si tuan rumah kembali sibuk di dapur. Wah, apalagi nih menunya? Menu kedua nggak kalah unik dari yang pertama. Yaitu kerang nenek. Memang sih, sudah biasa saya makan kerang, tapi model kerang yang suka dibuat mainan sama keponakan saya ini, belum pernah saya makan. Jangan sampai dimakan, pegang aja takut. Serius! Mungkin, kalau saat itu saya sedang tidak liburan, sepertinya saya nggak akan mau makan model kerang beginian. Biasanya, saya suka males makan makanan yang modelnya aneh-aneh. Tapi entah kenapa saat itu semua terasa sangat fun, apapun dilahap. Bilang aja emang rakus ;D

Seperti apa sih penampakan menu kerang nenek bikinan Frisca, ini dia... 



Ternyata rasanya enak juga loh, meskipun awalnya agak-agak takut mau makannya. Makannya juga seru, diseruput gitu aja. Kuahnya juga enak banget, gurih. Satu porsi nggak cukup, kita sampai nambah-nambah gitu. Apalagi pacar saya, ampe nambah berkali-kali. Ini baru rakus banget ;D

Karena udah kenyang kami memutuskan pulang. SMP dong, Sudah Makan Pulang. Hihihi. Nggak, nggak, kami masih ngobrol ngalor-ngidul disana. Sambil menikmati minuman unik sirup belimbing wuluh. Hedeew, apapun yang ada di rumah Frisca serba unik deh ;D Oh iya, saya janji ke dia untuk bawain oleh-oleh khas Surabaya yang juga unik, sirup Mangroove. Oke deh, semoga saya bisa cepat liburan lagi ke Bogor ;)

Hari sudah mulai gelap, keterlauan sekali rasanya kalau kita nggak pulang-pulang. Apa mau nungguin menu makan malam sekaian? Hihihi. Akhirnya, kami pamit pulang. Dan itupun kami masih merepotkan si tuan rumah. Kami diantar untuk mampir membeli oleh-oleh khas Bogor, Lapis Talas. Kemudian lanjut diantar ke stasiun, kami mau kembali ke Jakarta. 


Aah, senang sekali liburan ke Bogor kali ini. Bukan hanya Bogornya, tapi kunjungan ke rumah teman, bertemu dengan keluarganya, dan menikmati menu masakan yang unik-unik bikinan teman kami itu. Malamnya, saya benar-benar bisa tidur dengan pulas, biasanya insomnia ;D 
 

Minggu, 11 Januari 2015

Menengok Meksiko di Bogor

Kali ini Bogor jadi tujuan tempat wisata saya untuk menikmati liburan Tahun Baru 2015. Dan siapa sangka, kota yang nggak pernah libur dari hujan ini menyimpan keindahan Meksiko. Hah, Meksiko??? Nah, penasaran kan? Yuk, baca terus! ;)

****
Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, berliburan ke Bogor mungkin sudah suatu hal yang biasa. Jelas saja, jarak kota Bogor dari Jakarta dekat, naik kereta commuter misalnya, hanya butuh waktu sekitar 2 jam. Tapi bagi saya, warga Surabaya (yang jarang-jarang berlibur ini) datang ke Bogor jelas sesuatu yang spesial.

Berangkat dari Surabaya menuju Jakarta. Dari Jakarta menuju Mega Mendung, Bogor, untuk merayakan pergantian tahun baru di acara Idefest. Paginya balik ke Jakarta, dan esok paginya balik lagi deeeh ke Bogor. Bolak-balik kayak setrika, agak ribet sepertinya, tapi waktu itu berasanya sih enjoy aja, hehehe.

Balik lagi ke Kota Bogor kali ini dalam rangka pengen mengunjungi seorang teman yang tinggal disana sekaligus jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor dan juga pengen beli lapis talas (lagi!!!!), hehehe. Bersama the one and only, sahabat sekaligus pacar saya, ciieee, kami berangkat naik kereta commuter melalui stasiun Manggarai.

Ini kali pertama saya naik kereta commuter. Menyenangkan juga ya, berasa naik kereta di luar negeri, hihihi. Meskipun ada yang berdiri dan nggak kebagian tempat duduk saya rasa itu nggak masalah, karena suasana dalam kereta bersih dan nyaman. Saking nyamannya suasana kereta, perjalanan pun rasanya nggak berasa. Tiba-tiba sampai, gitu aja.


Setiba di Bogor, kami mencari sarapan di sekitar pasar yang ada di samping stasiun kereta api. Saya yang penyuka bakso ini langsung saja pesan seporsi bakso tanpa mau melihat makanan yang lain yang ada di sekitar sana ;p setelah selesai makan bakso, sepiring berdua sama pacar (biar romantis, eeeaaa), ternyata teman kami yang ada di Bogor mengajak kami untuk makan di sekitar Bogor Permai. Nggak papa deh, perut kami masih bisa menampung banyak makanan, ahahaha.

Menuju Bogor Permai kami naik becak, setelah tawar menawar harga deal di Rp 20.000,00. Hari itu adalah hari Jum'at tapi masih kategori hari libur tahun baru, alhasil jalanan macet puuoolll. Apalagi jalan yang kami lewati adalah pasar, sangat sempit, dua arah pula. Sudah gitu, tukang becak kami suka hampir nabrak-nabrak orang, juga sempet nyerempet sepeda motor. Hfff, bikin tegang nan deg deg'an selama di jalan. Begitu sudah sampai Bogor Permai langsung deh lega banget ;D

Di sanalah kami bertemu dengan teman kami. Namanya Frisca, menurut saya dia adalah Martha Stewardnya Indonesia, bahkan dia juga sempat menulis untuk majalah itu, Martha Steward Living Indonesia. Dia seorang florist, ahli craft, dan pinter banget masak, hmmm... perpaduan yang sangat cantik bukan?! Hehe. Kami juga sempat loh mampir ke rumahnya yang mungil tapi indah banget, juga merasakan masakannya yang bikin kita melayang ke 7 angkasa, hahaha. Oke, itu nanti ceritanya. Karena sekarang saya ingin bercerita dulu tentang kuliner di sekitar Bogor Permai.

Setelah bertemu dengan Frisca, kami langsung menuju ke kaki lima di sekitar sana. Kuliner di daerah sini emang terkenal, begitu kata Frisca. Ada macam-macam makanan enak yang patut dicoba. Pacar saya memesan Toge Goreng. Sedangkan saya dan Frisca memesan soto mie yang memang jadi makanan khas kota Bogor. Untuk minumnya, kami bertiga sepakat memesan es sekoteng.

Soto Mie

Toge Goreng


Sayang banget saya lupa harga makanan kami, habisnya yang bayar bukan saya sih, hehe. Lagian kalau udah liburan kayak gini bakal rawan lupa harga-harga karena fokusnya ke senang-senang ;D

Habis menimbun lemak dengan makanan diatas, kami bertiga langsung membakar lemak dengan cara jalan kaki sehat & ceria menuju Istana Bogor. Kalau biasanya saya males jalan kaki di kota saya sendiri, Surabaya, entah kenapa kalau pas liburan di kota lain lebih suka jalan kaki dari pada naik kendaraan. Berasanya setiap sudut itu indah dan sayang untuk dilewatkan terlalu cepat dengan kendaraan seperti mobil atau sepeda motor.

Setiba di Istana Bogor, kami melihat rusa-rusa yang sibuk mencari makan di rumput. Harusnya tadi kami bawa wortel untuk mereka, sayangnya kami nggak terpikir sebelumnya. 


Di depan Istana Bogor ini kami melihat delman yang sedang berhenti mencari penumpang. Waaah, saya pengen banget deh naik delman. Akhirnya keinginan saya dikabulkan oleh Frisca & pacar saya. Kami bertiga naik delman, yaaaay ;D


Ups, pacar saya jangan ditinggal ya Pak Kusir, dia lagi sibuk motoin kita ;D


Tarra, dia sudah ada di samping pak kusir ;D



Let's Go, Pak Kusir!!! Kebun Raya Bogor, we're coming ;D

Kebun Raya Bogor

Beberapa menit kemudian tibalah kami di depan Kebun Raya Bogor. Sebelum masuk untuk antri membeli tiket, kami narsis-narsisan dulu ;)



Yuk, masuk!!! Tapi harus beli tiket dulu yaaa.

Harga tiket masuknya sebesar Rp 14.000,00 per orang. Itu di hari kerja, kalau weekend kayaknya beda lagi.


Yuuuuhuuu, sekarang saatnya kami benar-benar masuk ke Kebun Raya Bogor *happy*. Oh iya, pas saat saya menulis ini, ada berita yang menyatakan salah satu pohon tumbang di Kebun Raya Bogor dan menewaskan 4 orang. Duuh, serem banget ya. Menurut keterangan, tidak ada angin ataupun hujan. Memang musibah tidak dapat dihindari, tapi saran saya jangan pernah lupa berdoa dulu begitu memasuki area ini. Dengan berdoa semoga tidak terjadi apa-apa selain rasa bahagia menikmati keindahan tanaman disini.

Nah, inilah yang saya katakan diawal tadi. Keindahan Meksiko di kota Bogor, hehehe. Yak, disinilah kita akan melihat tanaman-tanaman khas Meksiko. Yuk, kita ikuti petunjuknya!


Jadi kalau ingin menikmati taman Meksiko nggak perlu jauh-jauh ke negara Meksiko, cukup pergi ke Bogor saja yak, hihihihi ;p


Di Taman Meksiko ini kita akan melihat berbagai macam tanaman kaktus. Sebaiknya hati-hati deh, apalagi yang bawa anak kecil. Beberapa tanaman ada yang sangat tajam baik pucuk maupun daunnya.




Tanaman yang diatas ini lucu deh. Meliuk-meliuk seperti sedang menari ;)


Kalau di Bali saya sempat lihat tulisan-tulisan tidak bertanggung jawab pada tembok perbatasan di pantai Kuta, di sini saya melihat tulisan-tulisan tidak bertanggung jawab itu pada tanaman kaktus. Hedeew, "kreatif" sekali ya orang Indonesia ini, hehehe.

Baiklah, cukup itu dulu foto-foto di Taman Meksiko. Kalau semua foto dipajang disini bisa nggak kelar-kelar nih postingannya, hehehe. Beralih ke foto yang lain, selain Taman Meksiko. Yang satu ini adem banget suasananya....



Kira-kira satu jam kemudian, liburan kami di Kebun Raya Bogor semakin meriah karena kedatangan salah seorang teman. Dan good news-nya dia membawa dua anaknya. Yaaay, saya suka anak kecil. Teman kami ini adalah Mia Amalia, nah kalau suka nonton FTV, si dia ini penulisnya. Duh, semoga kisah saya & pacar nggak diangkat ke layar kaca, sumpah ya jangan ditulis, ahahaha. 


Yuk, lanjut lagi menelusuri Kebun Raya Bogor yang super duper besar ini. Kami akan menuju ke Giant Lotus.


Beberapa menit kemudian....
Tarraaa, sudah sampai. Ini dia Giant Lotus...



Bagus banget deh Lotus Pond-nya.


Banyak para pengunjung, orang dewasa dan anak-anak yang bermain di sini.


"Ayo, Om. Kita tangkap ikannya"


Sambil melihat indahnya lotus, saya menikmati oleh-oleh khas Bogor, lapis Talas. Ah, indah sekali dunia ini ;)


Puas menikmati pemandangan di Kebun Raya Bogor kami bergegas untuk pergi ke rumah Frisca. Ups, kebetulan sekali pas kami sudah di dalam angkot, Bogor langsung diguyur hujan. Aiiih, suka sekali melihat hujan rintik-rintik itu. Suasana Bogor yang sudah adem jadi tambah  lebih adem lagi.

Kunjungan ke rumah Frisca nggak kalah seru looh. Rumahnya asri banget, sukak deh, di bagian belakang tempat kami nongkrong juga ada "hutan" mininya. Belum lagi kami disambut dengan hangat oleh suami, kedua putra Frisca dan red poodle yang lucu. Tidak ketinggalan, kami juga berkesempatan mencicipi masakan Frisca yang rasanya eeenak banget. Seru banget ;D

Next posting>>> Mampir Ke Rumah Frisca ^_^

Jumat, 09 Januari 2015

Curhatan Tahun Baru 2015


Selamat Tahun Baru 2015.

Tidak seperti biasanya, kali ini, baru kali PERTAMA dalam hidup saya, saya merayakan yang namanya Tahun Baru. Yaaaayyy.... Selamat untuk diri saya ;D
Mungkin ini memang terdengar mustahil, tapi faktanya begitu. Selama ini setiap pergantian tahun saya selalu ada di rumah. Kalaupun waktu abg dulu pernah ngerayain malam tahun baru, itupun juga di dalam rumah, meskipun itu rumah temen, hehehe. Duh, culun banget ya saya ;D

Bukan karena nggak ada kesempatan untuk menikmati pesta atau perayaan tahun baru sehingga saya nggak pernah menikmati pesta pergantian tahun. Tapi karena idealisme saya yang mungkin terbilang sangat aneh oleh orang kebanyakan. Saya berpikir, bahwa pergantian tahun itu sama sekali nggak penting untuk dirayakan. Bagi saya, itu nggak lebih dari pergantian angka tahun saja. Saya nggak tau, apa yang harus dirayakan dengan pergantian tahun itu. Apakah itu sebagai momen bagi kita untuk membuat resolusi agar kehidupan kita lebih terarah dan lebih baik di tahun yang baru ini? Pertanyaannya, apakah momen seperti itu butuh pesta? Dalam pikiran saya, momen membuat resolusi yang dibutuhkan hanya dua hal, pulpen & buku diary. Setiap pergantian tahun, kalau saya sedang dalam mood yang baik, saya akan membuat resolusi. Di kamar, pegang pulpen dan buku diary, dan menulis banyak hal tentang apa saja yang saya lewati dan harapan-harapan yang ingin dicapai di tahun baru. Sangat-sangat tipikal anak rumahan yang culun dan nggak gaul, hahaha.

Sampai suatu ketika, ada seorang pangeran membawa kabur saya dari rumah, mengajak saya berpesta di tengah keramaian menyambut tahun baru. Terdengar seperti dongeng, bukan? Hihihi. Tapi memang itulah yang saya alami. Kecuali yang tentang dia bawa kabur saya yah, saya nggak kabur kok, pamit dengan bener-bener, sumpah!!! *sok imut* 

Setelah berkali-kali menolak ajakan pacar saya di tahun-tahun sebelumnya, kali ini akhirnya menyambut tahun baru 2015 ini saya menerima tawarannya untuk ikut "berpesta" bersamanya. Sebuah pesta yang bukan hanya sekedar pesta biasa. Tapi dalam rangkaian acara penyambutan tahun baru ini juga dikemas dengan ajang lomba bakat untuk para remaja dari berbagai penjuru di Indonesia, ada doa bersama yang dipanjatkan ketika detik-detik pergantian tahun, dan yang terakhir pesta semalam suntuk dengan diiringi alunan musik yang diramu oleh dj yang musik jedag-jedugnya sampai mengguncang seluruh Mega Mendung ;D Ah, iya. Saya lupa, acara ini diadakan di puncak, Mega Mendung, Bogor. Nama acaranya adalah idefest.

Acaranya dimulai beberapa hari sebelum tahun baru, tapi sayangnya saya nyampe sana pas tanggal 31 Desember 2014. Alasannya, saya masih harus siaran di tanggal 30. Nggak papalah, meskipun telat saya masih bisa benar-benar menikmati acara dan suasana di acara itu. Yang lucu sih pas kelar doa bersama, saya yang selalu super malas mengucapkan selamat di momen-momen "tanggal merah" tiba-tiba harus menemui situasi dimana semua orang saling bersalaman dan mengucapkan selamat tahun baru dengan riang. Mau nggak mau saya pun dengan agak terpaksa melakukan hal yang sama. Kemudian, saya bertanya kepada pacar saya, "mengapa semua orang mengucapkan selamat tahun baru?". Dan dia pun melihat heran ke arah saya. Mungkin dia pikir saya habis "ngobat", hahaha. 

Saat itu bagi saya seorang perempuan yang aneh situasi ini memang masih terasa aneh. Tapi lama-lama, setelah saya pikir-pikir, situasi ini sangat tidak aneh, wajar, dan sebenarnya sangat asyik. Beginilah harusnya cara menikmati pergantian tahun. Sangat akrab, rame, penuh tawa dan senyum, sangat penuh aura positif yang membuat kita merasa sangat bahagia menyambut hari-hari di tahun yang baru.
 

Ah, ini semua sepertinya bukan hanya sekedar pergantian angka tahun bagi saya. Ini seperti titik awal saya merasakan suatu perubahan dalam hidup *aih serius amat yak* hihihi. Yang jelas, saya merasa ada perubahan dari apa yang saya "lihat" dan rasakan. Tidak pernah saya merasa seoptimis dan sebahagia ini mengawali pergantian tahun. Semoga akan awet semangatnya dan terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya. Amin. 
Foto saya dengannya usai doa bersama menyambut Tahun Baru 2015




Suasana puncak, Mega Mendung, Bogor, yang dingin & berkabut


Usai perayaan tahun baru, kami kembali ke Jakarta. Tapi habis dari Jakarta, keesokan harinya langsung kita liburan lagi ke Bogor. Nah loh, ribet amat kan bolak-balik gitu? hehe. Tapi seru juga sih. Mau tau ceritanya seperti apa? Next posting yah ;D

Potpourri, Wewangian Alami & Lembut

Potpourri...

Saya agak mengernyitkan dahi ketika membaca kata itu di kemasan kotak yang berisi bunga-bunga kering. Sekilas, saya langsung menebak, bunga-bunga kering ini pasti untuk berendam di bathtub. Atau ketika kaki kita berendam di air hangat, bunga-bunga kering ini dimasukkan supaya kaki kita harum dan sehat karena ada kandungan-kandungan vitamin apa gitu dalam bunga ini. 

Ah, hampir lupa, dibelakang kemasan ada petunjukknya pasti. Ternyata memang ada, tapi bukan penjelasan apa itu potpourri, melainkan how to use. Saya baca dengan seksama. "Oh, ok. I see", begitu saja reaksi saya. Seperti tidak ada yang terlalu spesial.

Saya mendapatkan barang unik ini dari teman-teman studio sebagai hadiah ulang tahun pada bulan Oktober 2014 kemarin. Seingat saya, saya requestnya sih aromatherapy, tapi malah dapat aromatherapy dan potpourri. Seneng sih, meskipun waktu itu saya nggak tau potpourri tuh buat apaan, hehehe.

Karena kesibukan dan lain-lain saya nggak sempat bereksperimen dengan potpourri, cuma aromatherapy nya saja yang saya pakai setiap menjelang tidur, ditetesin di bantal gitu. Sampai akhirnya, setelah pulang liburan tahun baru 2015, setelah berkunjung ke rumah teman yang mana dia adalah seorang florist, tiba-tiba jiwa artistik saya terbangun, tergerak, dan meronta. *idih, bahasanya serem amat* hihihihi.

Akhirnya, pulang dari liburan, saya teringat kalau saya punya potpourri. Baiklah, sebagai awal, saya akan berkreasi dengan potpourri. Saking antusiasnya, saya segera mencari wadah yang cantik. Saya buka kemasan potpourri, kemudian saya rangkai sedemikian rupa dalam wadah cantik yang berisi air. Tarrra... dan hasilnya oke bangeeeet. *heboh sendiri* *semoga para pembaca juga menganggap hasilnya oke* ;D


Well, abis difoto-foto saya sudah nggak sabar untuk segera menulis tentang potpourri ini. Pertama-tama yang saya lakukan sebelum menuis adalah googling untuk mencari referensi. Saya mulai dengan mencari tau apa itu yang dimaksud dengan potpourri. Ternyata, hasil penemuan saya adalah... "Potpourri adalah tanaman yang dikeringkan berupa campuran bunga-bunga kering dengan wewangian alami yang digunakan sebagai pengharum ruangan". Saya baca terus hasil penemuan saya, dan tiba-tiba saya menyadari sesuatu. Saya lihat lagi di kemasan potpourri bagian belakang. How to use... Omg, ternyata saya salah. Menggunakannya nggak pakai air, hehehe. Ternyata cuma ditaruh diwadah gitu aja, nggak pake air-airan. Duh, padahal ketika diawal saya udah baca how to use-nya. Mungkin kelupaan kali yah saking antusiasnya. Tapi ngomong-ngomong, meskipun saya salah cara penggunaannya, efek air yang jadi berwarna ungu itu (seperti yang di foto atas) bagus juga yah?! Hehe *ngeles*

Setelah sadar bagaimana penggunaannya itu, akhirnya saya menaruh potpourri dalam sebuah wadah toples plastik dan saya taruh dalam kamar saya. Kenapa toples? Karena toples bisa ditutup ataupun dibuka. Jadi, pas saya ada di kamar, saya membiarkan tutupnya terbuka. Tapi kalau nggak di kamar, saya tutup biar nggak dibuat mainan sama keponakan saya yang suka masuk kamar tanpa ijin, hehehe. 


Nah, menurut yang informasi yang saya dapatkan, kalau bunga kering ini sudah tidak harum lagi, teteskan aroma oil dan bunga kering ini akan kembali harum. Ini dia aroma oilnya...


Oh iya, kalau bisa aroma oil dan jenis potpourrinya harus sama. Misalnya, kayak punya saya, potpourrinya adalah bunga lavender, jadi aroma oilnya juga harus lavender. Dan jangan tanya masalah harga, saya nggak tau, kan saya dapet ini dari kado ulang tahun, hehehe. Kado yang menarik dan unik bagi saya, karena ini adalah wewangian alami yang super lembut dan membuat jiwa tenang ;)
 

blush ON blush Copyright © 2015 -- Powered by Blogger