Minggu, 23 November 2014

Talkshow "Konservasi untuk Ketahanan Ekonomi Masyarakat" di Hotel JW Marriott Surabaya


Kalau kita suka mengikuti berita, pasti sudah sangat tidak asing lagi dengan ibu Menteri Perikanan & Kelautan, Susi Pudjiastuti. Semenjak dilantik menjadi menteri, berita bu Susi seliweran dimana-mana. Awal-awal sih, yang dibahas karena gayanya yang nyentrik, namun belakangan beritanya semakin heboh dengan gebrakan-gebrakan yang beliau lakukan dalam hal melindungi perikanan dan kelautan Indonesia.


Saya yang dari awal ngefans sama beliau selalu mengikuti beritanya dari media online. Dari komentar-komentar yang saya baca, banyak juga masyarakat Indonesia yang ngefans sama beliau. Nggak peduli lagi dengan gayanya yang nyentrik, yang penting punya prestasi, jujur, berani dan mau bekerja. Kecuali untuk mereka yang sukanya nyinyir tingkat langit, karena fokus komentarnya bukan ke prestasi melainkan, "eh, dia kan kawin berkali-kali", "eh, dia kan perokok", "eh, dia kan punya tato", "eh, dia kan suka mabuk". Ya elah, ini komentar orang nganggur banget sih, hihihi.


Padahal, kita harus berterima kasih banyak pada bu Susi. Memang, kita masih akan memantau hasil kerja beliau, mengingat bahkan ini belum satu tahun beliau memegang jabatan menteri. Tapi, dari gebrakan yang dibuat dan peran media yang selalu meliput, kita harus berterima kasih, karena itu semua telah membuat kita, masyarakat Indonesia, lebih tau mengenai masalah perikanan & kelautan. Iya kan?! Sebelum ibu Susi menjabat, apakah banyak masyarakat yang concern dengan berita perikanan & kelautan Indonesia? Apakah banyak masyarakat Indonesia yang tau kalau ikan-ikan kita sering dicuri oleh negara asing? Apakah kita tau kalau kapal-kapal yang bertugas menjaga perairan Indonesia banyak yang tidak berfungsi? Pengetahuan seperti ini tentu sangat bermanfaat bagi kita rakyat Indonesia. Kita jadi lebih mengerti, apa permasalahan yang dihadapi oleh negara kita.


Berbicara tentang pengetahuan, terutama pengetahuan seputar perikanan & kelautan, akhir-akhir ini saya belajar lebih banyak mengenai itu semua. Ini karena saya mendapat kesempatan untuk menjadi MC dalam acara "Peluncuran Situs Web SIG Konservasi Perairan Laut" dan diskusi "Konservasi untuk Ketahanan Ekonomi Masyarakat". Bersama Putri Pariwisata Indonesia, Nabila Sabrina, kami membawakan talkshow yang masuk dalam rangkaian acara Konfrensi Nasional (Konas) yang diadakan di hotel JW Marriott, Surabaya. Dalam Konfrensi Nasional ini juga ada kegiatan pameran, seminar, mini simposium dan lain sebagainya.



Kanan: Dina Diana (saya), kiri: Nabila Sabrina (Putri Pariwisata Indonesia)

Sungguh beda, gaya berdiri seorang Putri Indonesia dengan yang bukan, hihihi.



Talkshow yang berlangsung pada Jum'at, 21 November 2014, itu dihadiri oleh 5 narasumber. Yaitu Ir. Agus Dermawan, M.Si (Direktur KKJI), Dr. Yatna Supriyatna (Dosen UI), Ahman (Kepala UPTD, Pengelola Kawasan Taman Pesisir Penyu Pangumbahan), Eliaser Yentji Sunur, ST (Bupati Lembata), dan Condo Subagyo (Pengusaha Terumbu Karang Jawa Tengah & Dive Operator, Komodo. Praktisi & penerima manfaat Kawasan Konservasi).


Acara dibuka dengan Laporan Penyelenggara Side Event "Konservasi untuk Ketahanan Ekonomi Masyarakat" oleh ibu Dr. Ahsanal Kasasiah (Kasubdit Jejaring, Data & Informasi Konservasi). Kemudian, lanjut sambutan & launching situs web Konservasi Kawasan & Jenis Ikan berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) oleh Prof. Dr. Amran Razak (Staf Ahli Mentri Kelautan & Perikanan). Dan setelah itu barulah diskusi berjalan bersama kelima narasumber yang sudah hadir di panggung. 



Acara ini salah satunya dilatar belakangi oleh pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP)/ Kawasan Konservasi Pesisir & Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) di bawah Kementrian Kelautan dan Perikanan yang tidak saja berbicara tentang perlindungan dan pelestarian, tapi juga menekankan pentingnya pemanfaatan kawasan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan yang dimaksud ini adalah pemanfaatan perikanan tangkap dan budidaya, pemanfaatan wisata, pemanfaatan penelitian & pengembangan dan kegiatan ekonomi lainnya yang menunjang konservasi.


Cukup menarik acara ini, bagi saya yang awam jadi lebih tau apa saja yang terjadi pada perikanan dan perairan di negara kita. Adanya usaha konservasi dari pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat disekitarnya, pemaparan hasil riset tentang perikanan dan kelautan yang dilakukan perguruan tinggi, keberhasilan pengelola dalam budidaya penyu, keberhasilan pengusaha terumbu karang, juga uraian lengkap tentang Lembata. Saya baru tau loh, kalau di Lembata (Nusa Tenggara Timur) itu ada tradisi perburuan ikan paus. Memang ini berlawanan dengan perjuangan pecinta lingkungan untuk melindungi hewan yang terancam punah, tapi bagaimana lagi yah, ini tradisi dari nenek moyang. Susah juga sih.



Diskusi dalam talkshow ini berlangsung kurang lebih 1,5 jam. Antusiasme dari penonton juga bagus, terbukti dari mereka yang berebut untuk mendapat kesempatan bertanya. Tapi sayangnya, nggak semuanya bisa ditampung karena waktu yang memang tidak panjang. Sebelum talkshow berakhir, plakat penghargaan dibagikan kepada narasumber yang sudah hadir. Dan acara pun ditutup dengan makan siang bersama.


Semoga saja rangkaian kegiatan ini bisa mengedukasi masyarakat terkait dan masyarakat umum untuk menyadari betapa pentingnya kita menjaga perairan dan komponennya. Karena seperti yang kita tau bersama, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Ini harusnya tidak hanya membuat kita bangga, tapi juga mau mempelajari, mengawasi, menjaga dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kalau bukan kita, lantas siapa lagi?! 


*****


Ah, saya hampir lupa. Dua hari sebelum talkshow berlangsung, saya sempat ketemu dengan ibu Susi di pameran, masih dalam rangka acara Konas di hotel JW Marriott. Senang sekali akhirnya bisa berhasil mendapatkan fotonnya. Padahal, wartawannya "sadis-sadis", dorong sana dorong sini, saking banyaknya. Next harapan saya bisa selfie bareng sama beliau, kalau bisa sekalian diajak naik pesawatnya, hehe.



Jumat, 14 November 2014

Nutriganics Smooting Mask Review

Kalau kita berpikir tampil cantik bisa dilakukan dengan memakai make up saja, menurut saya itu salah. Make up memang membantu kita untuk mendapatkan tampilan yang lebih rapi, lebih fresh dan mampu memanipulasi kekurangan yang ada pada wajah. Hasilnya, wajahpun akan tampak memukau. Tapi, setelah make up dihapus, kita bercermin dan melihat wajah kita yang asli. Nah, apakah yang akan kita lihat? Apakah jerawat dimana-mana? apakah banyak noda bekas jerawat? Apakah tampak kusam? Keriput sebelum waktunya? Kulit kering atau berminyak? Kasar?

Kalau itu yang kamu lihat, selamat. Berarti kamu senasip dengan saya, hehehe. Untuk itulah, kita kaum kulit wajah mengenaskan ini, harus rajin-rajin merawat kulit wajah. Mulai perawatan dari dalam seperti menjaga pola makan sehat, olahraga, tidur yang cukup & mampu mengelola stres dengan baik. Perawatan kulit wajah dari luar, seperti memakai pelembab, sunscreen, membersihkan wajah dengan tepat dan menggunakan masker. 

Penggunaan pelembab, sunscreen, dan membersihkan wajah ini adalah perawatan rutin sehari-hari yang dilakukan oleh banyak perempuan untuk merawat kecantikan. Tapi bagaimana kah dengan masker? Masker adalah perawatan mingguan, bisa seminggu dua kali, seminggu sekali atau dua minggu sekali, tergantung kebutuhan kulit wajah. Mungkin nggak banyak dari kita yang rajin memakai perawatan masker. Bisa karena nggak sempat, sibuk, ribet, dan berbagai macam alasan lainnya. Beberapa perempuan, demi alasan praktis, mungkin akan pergi ke spa atau klinik kecantikan untuk melakukan facial. Kita tinggal datang, tidur dan menyerahkan perawatan wajah sepenuhnya pada terapis. Enak sih, praktis, nggak repot, bangun-bangun kulit dah bersih. Tapi, menurut saya, kalau dilakukan rutin lumayan nggak hemat juga, hehe. Kecuali kalau facialnya cuma setahun sekali, tapi itu mah bukan perawatan namanya, cuma silaturahmi aja ke klinik kecantikan, hehe.

Kalau mau berhemat, tentu kita harus perawatan sendiri di rumah. Kita tinggal beli masker dan mengaplikasikan pada wajah yang sudah dibersihkan. Ada banyak produk masker yang tersedia di pasaran, salah satunya adalah produk dari The Body Shop, Nutriganics Smooting Mask.

Nutriganics Smooting Mask


Nutriganics adalah rangkaian perawatan wajah dari produk The Body Shop. Ini adalah rangkaian perawatan wajah yang paling super menurut saya. Di kemasan produk Nutriganics tertulis, "98% of the total ingredients are from natural origin, 42% of the total ingredients are from organic farming". Wuuih, sudah terbayang bukan betapa alaminya bahan-bahan yang digunakan The Body Shop untuk produk Nutriganics mereka?! Selain itu, mereka juga mengklaim produk Nutriganics ini bebas paraben dan bebas silikon. (Ingin tau apa bahaya paraben dan silikon? Bisa klik di sini.) 

Rangkaian perawatan Nutriganics terdiri dari serum, toner, day cream, night cream, facial wash, eye cream dan masker. Nah, kali ini saya ingin mereview masker wajah dari Nutriganics yaitu Nutriganics Smoothing Mask. 

Sesuai dengan namanya, Smoothing mask, masker ini teksturnya sangat lembut. Dan apakah mampu membuat kulit wajah kita juga menjadi lembut? Untuk jangka waktu yang lama setelah pemakaian yang rutin, jujur saya belum tau jawabannya, karena saya masih mencobanya sekali, hehe. Tapi, untuk sekali pemakaian, setelah membilas wajah dari masker ini, kulit saya jadi terlihat lebih bersih, lembut dan fresh. 


Untuk pemakaian pertama, saya sangat suka dengan masker ini. Sudah pernah mencoba beberapa masker dari berbagai merek dan sepertinya Nutriganics Smoothing Mask ini lebih bagus dari yang lainnya. Masker merek lain yang pernah saya coba, teksturnya cenderung kasar dan baunya pun sangat menyengat, itulah yang membuat saya malas untuk melakukan ritual perawatan wajah dengan masker. Berbeda dengan Nutriganics Smoothing Mask yang teksturnya & aromanya sangat sangat lembut dan ringan di wajah. Dan sekali lagi, bahan-bahan produk ini 98% alami dan 42% berasal dari tanaman organik. 

Mengaplikasikannya masker ini cukup mudah, seperti memakai masker pada umumnya. Gunakan masker setelah membersihkan wajah, oleskan tipis-tipis pada wajah dan leher, biarkan sampai mengering, kira-kira 10 menit. Kemudian bilas dengan air hangat. Lakukan perawatan ini paling tidak seminggu sekali.

Mengenai harga, menurut saya lumayan mahal yaitu Rp 339.000,00. Sepertinya, saya nggak akan beli produk ini kalau nggak diskon, hehe. Tapi untungnya, waktu beli produk ini, sedang ada diskon 50% for selected product. Nah, Nutriganics Smoothing Mask ini masuk dalam kategori selected product yang didiskon. Jadi, lumayan menghematkan kan? Hehe.

Semoga saja sih, dengan rutin menggunakan masker yang dibandrol semahal ini bisa membuat wajah kita bisa menjadi lebih cantik & sehat. Jangan mengharapkan kulit menjadi lebih putih ya, karena masker ini bukan ditujukan untuk itu. Kulit wajah sehat bagi saya sudah cukup, karena sehat itu sendiri sudah mencakup kulit wajah yang bersih, cerah (cerah berbeda dengan putih), lembut, kencang dan bebas keriput sebelum waktunya. Tentu saja, semua itu juga harus disertai dengan perawatan menyeluruh dari dalam dan dari luar seperti yang sudah saya jelaskan diatas mengenai mendapatkan kulit wajah cantik & sehat. Usahakan juga untuk selalu memilih produk kecantikan yang aman, bukan hanya untuk kesehatan kita tapi juga bagi lingkungan. 

Oke, semoga saja pengalaman yang saya bagikan ini bisa bermanfaat. Terus merawat diri untuk mendapatkan tampilan yang cantik dan sehat. Jangan lupa juga merawat kecantikan hati ;)

Jumat, 07 November 2014

Man Jadda Wajada


Sudah taukah arti dari kalimat diatas? Kalimat yang artinya "Siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan berhasil" ini jadi sangat populer di Indonesia setelah ada film "Negeri 5 Menara". Film yang lumayan populer di tahun 2012. Diangkat dari novel best seller karangan Ahmad Fuadi film ini menceritakan kehidupan santri di pondok Gontor.

Jujur, saya belum pernah menyaksikan film ini. Baik itu di bioskop, dvd, atau di televisi (apakah sudah pernah tayang di tv?). Pikir saya, film ini pasti modelnya mirip sama film laskar pelangi, yang berkisah tentang beberapa anak dengan keterbatasan masing-masing tapi dengan kegigihan akhirnya mereka bisa sukses ketika besar. Ah, basilah. Bosan, pikir saya.

Meskipun dari awal nggak cukup tertarik dengan film ini, sebagai produser acara film di radio tempat saya bekerja, saya berkesempatan untuk bertemu dengan para pemain film "Negeri 5 Menara". Dalam kesempatan itu, saya bertemu dengan Gazza, pemain utama yang berperan sebagai Alif, dan David Chalik, sebagai ayah Alif. Tidak seperti biasanya yang proses wawancara dilakukan live di studio radio kami, kali ini karena padatnya schedule mereka, akhirnya saya lah yang datang ke tempat mereka. Waktu itu mereka sedang ada acara di City of Tommorrow, Surabaya. Ketika datang disana, ternyata juga tidak banyak media yang datang. Dan memang, yang diundang oleh panitia hanya saya dan satu lagi dari media cetak. Alasannya, seperti yang saya sebut tadi, karena schedule yang padat. Mereka tidak berlama-lama di Surabaya, datang untuk beberapa jam dan langsung pergi ke kota lainnya.


Setelah bertemu dengan para pemain film "Negeri 5 Menara", mewawancara mereka, membuat sinopsis, mengemas informasi yang saya dapat semenarik mungkin, dan menayangkan di radio, tetap saya masih nggak tertarik untuk menonton film ini. Bukan hanya filmnya, novel yang diangkat dari film ini pun tidak saya baca, meskipun saya punya. Alasannya, seperti yang sudah saya jelaskan diawal, ceritanya pasti basi. 

Namun belakangan ini (setelah 2 tahun berlalu), ketika saya kehabisan stok buku baru dan belum berencana belanja buku, akhirnya saya pasrah mulai membuka novel ini. Lembar perlembar saya "lahap" cerita dalam novel ini, dan ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, novel ini tidak membosankan. Semakin ke bagian tengah cerita, novel ini sangat menarik. Detil peristiwa yang menunjukkan kegigihan para santri dalam bertahan, berjuang dan menghadapi masalah selama di pondok Gontor diceritakan dengan sangat apik. Membaca buku ini, membuat para pembaca tersihir untuk ikut punya semangat juang yang tinggi seperti yang dilakukan para sahibul menara, sebutan untuk Alif dan ke 5 lima temannya. 

Dari membaca buku inilah, akhirnya saya bukan hanya tau arti kalimat "Man Jadda Wajada" tapi sangat memahami maknanya. "Siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan berhasil", memang terdengar klise. Tapi cobalah luangkan waktu untuk membaca buku ini, kalimat ini bisa menyihir kita apa makna dari bersungguh-sungguh. 

Bersungguh-sungguhlah, 
berbuat lebihlah,
berdoa lebihlah, 
untuk kehidupan yang sukses dan lebih baik. 

Man jadda wajada.

 

blush ON blush Copyright © 2015 -- Powered by Blogger