Kalau kita
suka mengikuti berita, pasti sudah sangat tidak asing lagi dengan ibu Menteri
Perikanan & Kelautan, Susi Pudjiastuti. Semenjak dilantik menjadi
menteri, berita bu Susi seliweran dimana-mana. Awal-awal sih, yang dibahas
karena gayanya yang nyentrik, namun belakangan beritanya semakin heboh dengan
gebrakan-gebrakan yang beliau lakukan dalam hal melindungi perikanan dan
kelautan Indonesia.
Saya yang
dari awal ngefans sama beliau selalu mengikuti beritanya dari media online.
Dari komentar-komentar yang saya baca, banyak juga masyarakat Indonesia yang
ngefans sama beliau. Nggak peduli lagi dengan gayanya yang nyentrik, yang
penting punya prestasi, jujur, berani dan mau bekerja. Kecuali untuk mereka
yang sukanya nyinyir tingkat langit, karena fokus komentarnya bukan ke prestasi
melainkan, "eh, dia kan kawin berkali-kali", "eh, dia kan
perokok", "eh, dia kan punya tato", "eh, dia kan suka
mabuk". Ya elah, ini komentar orang nganggur banget sih, hihihi.
Padahal,
kita harus berterima kasih banyak pada bu Susi. Memang, kita masih akan
memantau hasil kerja beliau, mengingat bahkan ini belum satu tahun beliau memegang
jabatan menteri. Tapi, dari gebrakan yang dibuat dan peran media yang selalu
meliput, kita harus berterima kasih, karena itu semua telah membuat kita,
masyarakat Indonesia, lebih tau mengenai masalah perikanan & kelautan.
Iya kan?! Sebelum ibu Susi menjabat, apakah banyak masyarakat yang concern
dengan berita perikanan & kelautan Indonesia? Apakah banyak masyarakat
Indonesia yang tau kalau ikan-ikan kita sering dicuri oleh negara asing? Apakah
kita tau kalau kapal-kapal yang bertugas menjaga perairan Indonesia banyak yang
tidak berfungsi? Pengetahuan seperti ini tentu sangat bermanfaat bagi kita
rakyat Indonesia. Kita jadi lebih mengerti, apa permasalahan yang dihadapi oleh
negara kita.
Berbicara
tentang pengetahuan, terutama pengetahuan seputar perikanan & kelautan,
akhir-akhir ini saya belajar lebih banyak mengenai itu semua. Ini karena saya
mendapat kesempatan untuk menjadi MC dalam acara "Peluncuran Situs Web SIG
Konservasi Perairan Laut" dan diskusi "Konservasi untuk Ketahanan
Ekonomi Masyarakat". Bersama Putri Pariwisata Indonesia, Nabila Sabrina,
kami membawakan talkshow yang masuk dalam rangkaian acara Konfrensi Nasional
(Konas) yang diadakan di hotel JW Marriott, Surabaya. Dalam Konfrensi Nasional
ini juga ada kegiatan pameran, seminar, mini simposium dan lain sebagainya.
Kanan: Dina
Diana (saya), kiri: Nabila Sabrina (Putri Pariwisata Indonesia)
Sungguh
beda, gaya berdiri seorang Putri Indonesia dengan yang bukan, hihihi.
Talkshow
yang berlangsung pada Jum'at, 21 November 2014, itu dihadiri oleh 5 narasumber.
Yaitu Ir. Agus Dermawan, M.Si (Direktur KKJI), Dr. Yatna Supriyatna (Dosen UI),
Ahman (Kepala UPTD, Pengelola Kawasan Taman Pesisir Penyu Pangumbahan), Eliaser
Yentji Sunur, ST (Bupati Lembata), dan Condo Subagyo (Pengusaha Terumbu Karang
Jawa Tengah & Dive Operator, Komodo. Praktisi & penerima
manfaat Kawasan Konservasi).
Acara dibuka
dengan Laporan Penyelenggara Side Event "Konservasi untuk Ketahanan
Ekonomi Masyarakat" oleh ibu Dr. Ahsanal Kasasiah (Kasubdit Jejaring, Data
& Informasi Konservasi). Kemudian, lanjut sambutan & launching
situs web Konservasi Kawasan & Jenis Ikan berbasis SIG (Sistem
Informasi Geografis) oleh Prof. Dr. Amran Razak (Staf Ahli Mentri Kelautan
& Perikanan). Dan setelah itu barulah diskusi berjalan bersama kelima
narasumber yang sudah hadir di panggung.
Acara ini
salah satunya dilatar belakangi oleh pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
(KKP)/ Kawasan Konservasi Pesisir & Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) di bawah
Kementrian Kelautan dan Perikanan yang tidak saja berbicara tentang
perlindungan dan pelestarian, tapi juga menekankan pentingnya pemanfaatan
kawasan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan yang dimaksud ini
adalah pemanfaatan perikanan tangkap dan budidaya, pemanfaatan wisata,
pemanfaatan penelitian & pengembangan dan kegiatan ekonomi lainnya yang
menunjang konservasi.
Cukup
menarik acara ini, bagi saya yang awam jadi lebih tau apa saja yang terjadi
pada perikanan dan perairan di negara kita. Adanya usaha konservasi dari
pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat disekitarnya, pemaparan hasil riset
tentang perikanan dan kelautan yang dilakukan perguruan tinggi, keberhasilan
pengelola dalam budidaya penyu, keberhasilan pengusaha terumbu karang, juga
uraian lengkap tentang Lembata. Saya baru tau loh, kalau di Lembata (Nusa
Tenggara Timur) itu ada tradisi perburuan ikan paus. Memang ini berlawanan
dengan perjuangan pecinta lingkungan untuk melindungi hewan yang terancam
punah, tapi bagaimana lagi yah, ini tradisi dari nenek moyang. Susah juga sih.
Diskusi
dalam talkshow ini berlangsung kurang lebih 1,5 jam. Antusiasme dari penonton
juga bagus, terbukti dari mereka yang berebut untuk mendapat kesempatan bertanya.
Tapi sayangnya, nggak semuanya bisa ditampung karena waktu yang memang tidak
panjang. Sebelum talkshow berakhir, plakat penghargaan dibagikan kepada
narasumber yang sudah hadir. Dan acara pun ditutup dengan makan siang bersama.
Semoga saja
rangkaian kegiatan ini bisa mengedukasi masyarakat terkait dan masyarakat umum
untuk menyadari betapa pentingnya kita menjaga perairan dan komponennya. Karena
seperti yang kita tau bersama, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di
dunia. Ini harusnya tidak hanya membuat kita bangga, tapi juga mau mempelajari,
mengawasi, menjaga dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kalau bukan kita,
lantas siapa lagi?!
*****
Ah, saya
hampir lupa. Dua hari sebelum talkshow berlangsung, saya sempat ketemu dengan
ibu Susi di pameran, masih dalam rangka acara Konas di hotel JW Marriott.
Senang sekali akhirnya bisa berhasil mendapatkan fotonnya. Padahal, wartawannya
"sadis-sadis", dorong sana dorong sini, saking banyaknya. Next
harapan saya bisa selfie bareng sama beliau, kalau bisa sekalian diajak naik
pesawatnya, hehe.