Jumat, 09 September 2011

Alasan Dibalik Sebuah Pilihan

Tulisan ini dibuat karena akhir-akhir ini saya sering tercengang melihat orang-orang di sekitar. Seorang teman yang akan berulang tahun saya tanya kira-kira dia ingin dapat kado apa di hari ulang tahunnya. Dan dia jawab dia pengen banget dapat boneka. Oke oke, kalau jawaban ini keluar dari seorang perempuan imut nan lugu nan feminim nan suka malu-malu kucing nan manja nan lembut dan nan-nan lainnya yang menunjukkan dia cewek banget, pasti ini bukan jawaban yang mengejutkan. Tapi ini keluar dari mulut seorang perempuan yang gayanya rocker abis, tampilannya sangar, kalo baru kenal ama orang ini pasti langsung ciut karena takut dibentak. Nah lo, heran ga kalo ternyata dia mengharapkan dikado boneka, dan lebih mengherankan ternyata sepanjang hidupnya dia memang suka mengkoleksi boneka. Oh so cute ternyata. Hehehe.

Satu kasus lain. Saya baru mengenal seseorang. Cewek, kecil, imut, feminim, potongan berponi penuh ala korea gitu, suaranya kecil banget, lembut dan sangat sopan. Sedikit mengejutkan ketika tau dia suka lagu rock yang kenceng yang bagi saya bikin telinga cenat-cenut. Mengejutkan ketika saya tau dia ga bisa nonton film yang ga ada adegan bertarungnya. Lebih mengejutkan lagi ketika saya melihat dia pake celana jeans belel yang bagian dengkulnya sobek-sobek. Saya hampir pingsan dibuatnya. Hehehe.

Dari dua kejadian ini saya bertanya-tanya, "Oh...fenomena apakah ini???"
Ternyata setelah saya renungkan dalam-dalam, memang secara tidak sadar apa yang jadi pilihan kita adalah sesuatu yang bisa menyeimbangkan karakter kita. Teman saya yang bergaya rocker mungkin perlu penyeimbang kelembutan yang bisa dia didapat dari boneka. Boneka melambangkan masa kanak-kanak yang bebas, ceria, dan tanpa tekanan. Mungkinkah ini yang dia cari? Saya sendiri ga ngerti. Kasus kedua, teman saya yang punya poni korea ini, bisa jadi dia juga mencari penyeimbang diri. Karakternya yang kalem butuh sesuatu yang membuatnya berani dan kuat yang mungkin bisa dia dapat dari musik rock, film action, dan jeans belel itu tadi. 

Tapi sekali lagi, perlu saya pertegas itu semua masih kemungkinan, hanya tebakan saya. Karena saya juga memperhatikan diri saya sendiri. Salah satu yang paling dasar saja misalnya warna favorit yang sering kita pakai. Beberapa waktu yang lalu, saya suka sekali dengan warna cerah, condongnya ke warna pink dan merah. Saya suka warna cerah, dan kebetulan seorang teman yang ahli fengshui waktu itu menyarankan saya memakai warna cerah. Karena apa? Dia bilang saya membutuhkan warna cerah karena saya bukan orang yang cheerful. Untuk itulah saya butuh bantuan warna cerah yang membuat saya tampak cheerful atau mungkin warna itu merangsang saya untuk lebih ceria. Waktu itu saya juga suka warna pink, padahal waktu masih kecil saya sangat mengutuki warna ini. Mungkin saja ketika saya menyukai warna pink ini saya sedang mencari penyeimbang diri bagi saya yang waktu itu kurang feminim, kurang berkarakter perempuan. Sedangkan warna merah yang juga saya suka, secara tidak sadar saya gunakan sebagai penyeimbang karakter saya yang pemalu, dan cenderung tidak suka jadi perhatian atau sorotan. Hasilnya, dengan bantuan warna-warna itu tadi saya merasa terdorong untuk memiliki karakter sesuai warna. Dengan warna pink saya merasa lebih peka, lebih perempuan, dan cheerful. Dengan warna merah saya jadi lebih berani dan pede. Setelah saya mendapatkan semua itu, saya berganti warna favorit lain yang saya gunakan sebagai penyeimbang karakter saya yang lain. Misalnya ketika saya sudah terlalu banyak pake warna merah yang bikin saya tidak hanya jadi pemberani tapi juga jadi pemberontak dan gampang marah, tiba-tiba saya menyukai sesuatu yang berwarna biru, warna yang menenangkan. Semua pemilihan warna tidak pernah sengaja, tiba-tiba tanpa disadari.

Intinya dari tulisan ini, kemungkinan apa yang kita pilih entah itu apa yang kita pakai atau kita sukai adalah sesuatu yang secara tidak sadar kita pilih sebagai penyeimbang karakter. Kita tidak pernah sadar kenapa pilih itu, yang kita tau kita suka, titik. Tapi kalo kita pikir lebih dalam lagi, pasti ada alasan yang mendasar kenapa kita memilih sesuatu itu. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

blush ON blush Copyright © 2015 -- Powered by Blogger