Hari Kamis kemarin tepatnya, 27 Juni 2013, perusahaan tempat saya bekerja mengadakan seminar internal. Itu artinya, seminar ini hanya diikuti oleh karyawan yang sebagian besar tentu saja penyiar radio, Metro Female dan Wijaya. Seminar ini diadakan di ActionCOACH, The Terrace PTC Mall, Surabaya.
Seru sih, secara pribadi saya suka dengan seminar ini. Seminar ini tidak terlalu berpatok pada topik yang sudah kami request, yaitu "Penyiar Plus Marketing". Selain mengupas dunia marketing, si coach juga memberikan banyak informasi menarik tentang perusahaan-perusahaan besar. Menjelaskan tentang begitu pentingnya visi suatu perusahaan, menceritakan betapa hebatnya perusahaan-perusahaan besar yang menjalankan bisnis mereka sesuai dengan visi dan misi perusahaan, beberapa contoh yang dipaparkan adalah dari hotel Rich Carlton Indonesia, SQ, Air Asia, Apple, dan masih banyak lainnya. Di sini saya nggak bisa cerita detail tentang apa yang disampaikan oleh coach, karena bisa-bisa saya nulisnya berhari-hari, haha, lebay. Intinya sih saya senang dengar cerita-cerita dari coach tentang perusahaan-perusahaan besar itu. Informasi se-ekslusif ini bagi saya sangat berharga, bisa menambah pengetahuan, bisa dijadikan contoh bagaimana sih bekerja dengan standart yang tinggi seperti perusahaan-perusahaan itu. Selain itu, informasi ini juga bisa kita buat topik pembicaraan kalau ketemu orang lain. Tapi liat-liat dulu orangnya, kalau salah orang bisa-bisa topik kayak gini bisa bikin mereka ngantuk, hehehe.
Oh iya, diatas saya sering menyebut pembicara seminar kami dengan sebutan "coach", ini memang sebutan bagi pembicara dari ActionCOACH. Waktu itu seminar dibawakan oleh coach Hamvrey Rusli. Beliau sangat smart, sangat berwibawa, tapi masih bisa melebur dengan kami yang agak slenge'an ini. Selain itu, menurut salah satu teman saya, si coach ini good looking, hehehe. Masih menurut dia, pembicara itu memang harus good looking kayak si coach ini biar pesertanya nggak bosen. Saya sih.... SETUJUUUU ;D
Coach dan konsultan berbeda, tidak sama. Itulah kata coach Hamvrey. Kami mengangguk sok ngerti, padahal nggak ngerti juga, hehehe, herannya kenapa juga kami nggak ada yang nanya bedanya apa. Emang nggak peduli bedanya apa atau takut bertanya biar nggak keliatan blo'on? Harusnya tanya aja kali yah waktu itu biar ngerti. Nyesel deh. Tapi yang jelas, kira-kira saya tau kalau antara coach dan motivator ada perbedaan jelas. Bedanya apa? Hmmm, sebentar....bingung mau menjelaskannya. Yang paling gampang sih, saya membandingkan coach ini dengan motivator semacam pak Mario Teguh. Kira-kira begini (maaf kalau seandainya saya salah)...motivator itu pekerjaannya memotivasi kita, lebih banyak berbicara tentang "kejiwaan", seperti semangat, berbuat baik, dan semacamnya lah yang kayak di acaranya pak Mario Teguh. Tapi, kalau coach ini beda, bedanya... coach yang artinya adalah pelatih brarti dia melatih, lebih ke trik atau cara untuk mencapai sebuah goal yang diinginkan.
Terlepas coach dan motivator berbeda, saya rasa saya masih mendapat motivasi dari seminar yang dibawakan oleh coach Hamvrey ini. Bisa dibilang, dalam kelas ini saya mendapat dua-duanya, trik atau cara-cara meraih sebuah goal dan JUGA mendapat motivasi. Saya mendapat motivasi karena mendengar bagaimana beliau berjuang sampai akhirnya mendapatkan posisi yang tinggi dan sangat berpengaruh di perusahaan tempatnya bekerja sebelum di ActionCOACH ini. Mendengar perjuangannya yang sangat keras, saya bertanya, "Mengapa coach rela bekerja sekeras itu? Kadang sebagai manusia kita ada rasa malasnya, rasa pengen sante-sante saja". Kemudian beliau pun menjawab pertanyaan saya. Jawabannya simple, sangat simple, tapi berhasil membuat mata saya berbinar-binar. Entah peserta lain juga kagum apa tidak dengan pernyataan coach, tentu saja kagum atau tidak bergantung dari pengalaman, cara pandang atau pola pikir setiap orang. Ada yang setuju, ada yang tidak atau mungkin ada yang biasa saja. Nah, sebenarnya apa sih jawaban dari coach ini yang bikin saya jatuh hati? Coach Hamvrey menjawab pertanyaan saya mengapa beliau harus bekerja keras, jawabannya adalah "Saya lebih suka sengsara diawal karena disiplin dari pada sengsara di belakang karena gagal. Dalam hidup kita PASTI dihadapkan pada dua pilihan ini. Dan kita harus memilih salah satunya". Ketika mendengar kalimat ini satu-satunya yang ada di benak saya adalah, "Yah, inilah dunia saya", artinya....itu yang sedang saya perjuangkan. Saat ini saya sangat sengsara berdisiplin mengejar impian saya, kadang saya capek, sangat tertekan, bahkan terkadang saya menangis. Tapi kalau ingat tujuan saya di masa yang akan datang saya kembali tabah dan bersemangat. Eeeaaa, malah jadi curhat. Hehehe.
Intinya sih, saya senang dengan seminar ini. Jelas memang kesuksesan kita nggak bisa digantungkan pada seminar yang berdurasi 3 jam ini. Selanjutnya adalah kita sendiri, apakah kita mau membuka pola pikir baru seperti orang-orang yang sudah sukses, dan menjalankan dengan penuh konsekuen dan berdisiplin. Atau, kita tetap pada pola pikir lama? berdiam diri, menikamati saja yang ada sekarang? Ingat, harga bbm terus naik!!! (Apa coba hubungannya? Hehe, coba cari hubungannya apa, pasti ada koq. Ini adalah maksud terselubung dari saya, hehehe).
Oke deh sebagai penutup tulisan ini, seperti biasa....narasis time. Ini adalah foto-foto saat seminar. Selamat menikmati, dan semoga tulisan ini bisa sangat bermanfaat ;)
0 komentar:
Posting Komentar