Holaaa....
Kali ini saya masih ingin menulis tentang liburan ke kota Semarang, ini part yang ke 3, semoga yang baca nggak bosen yaaah.... Janji deh ini part yang terakhir, hehehe. Di tulisan saya yang pertama tentang liburan ke kota Semarang yaitu September in Semarang (part 1), saya menulis tentang event yang saya ikuti selama 4 hari yaitu Wisata Negara Raharja (WNR). Di tulisan September in Semarang (part 2), saya menulis tentang hotel tempat saya menginap, yaitu Hotel Grand Candi Semarang. Nah kali ini di tulisan saya September in Semarang (part 3), saya pengen share kegiatan di kota Semarang diluar acara WNR.
Di kota Semarang ada banyak tempat yang perlu dieksplorasi. Namun, karena kegiatan sudah padat dengan acara WNR, jadi nggak banyak tempat yang saya kunjungi. Yang paling wajib sih setahu saya kalau liburan ke kota Semarang yang harus dikunjungi adalah Lawang Sewu, Simpang Lima, kawasan pecinaan, sama apalagi yaaah??? *nginget-nginget*. Nah, dari yang saya sebutkan tadi hanya Lawang Sewu yang sempat saya kunjungi, hiks. Di Simpang Lima sih tiap hari selama di Semarang kami para rombongan peserta lewat sana, tapi nggak mampir. Setelah acara WNR pun sebenarnya saya masih punya waktu satu hari lagi untuk berlama-lama di Semarang, tapi ternyata saya males kemana-mana dan lebih memilih jalan-jalan di sekitar hotel. Meskipun ada banyak tempat wisata yang terlewatkan, tapi ada juga koq tempat-tempat lain yang juga saya kunjungi selama di kota Semarang.
Lawang Sewu
Sepertinya, saya harus berterima kasih dengan teman saya mbak Citta yang dari Balik Papan itu, kalau nggak ada dia mungkin saya nggak kemana-mana di kota Semarang selain ngikuti kegiatan WNR. Jadi waktu pagi hari begitu saya nyampe Semarang, teman saya langsung jemput saya di hotel Gumaya Tower. Karena acara WNR baru mulai sore hari, kami pun punya banyak waktu kosong. Akhirnya dengan peserta WNR dari Balik Papan dan Pontianak, kami menyewa beberapa mobil untuk jalan-jalan.
Tujuan pertama kali adalah Lawang Sewu. Dari hotel tempat saya di jemput yaitu Gumaya Tower Hotel, jarak Lawang Sewu ini nggak terlalu jauh, bahkan kalau saya boleh bilang lumayan deket. Untuk masuk ke kawasan ini perorang harus bayar Rp 10.000,00. Dengan biaya ini kami para rombongan akan ditemani oleh pemandu wisata dan berkeliling menelusuri Lawang Sewu. Sesuai namanya, Lawang Sewu, disini kita akan melihat bangunan lama bersejarah yang memiliki buanyak pintu. Beberapa ruangan dimanfaatkan untuk pameran lukisan, namun lebih banyak ruang yang nganggur dibiarkan kosong. Bahkan, ada beberapa ruangan yang sangat nggak terawat dan angker banget ngeliatnya.
Habis berkeliling dari satu pintu ke pintu lain jadinya capek deh. Akhirnya, ngaso dulu lah sambil kipas-kipas, hehehe.
Foto dibawah ini terinspirasi dengan hayalan saya kalau malem-malem menelusuri Lawang Sewu dan tiba-tiba ada sosok dari dunia lain yang tiba-tiba kepalanya nongol dibalik daun pintu, serrreeemm. Supaya foto ini nggak serem, yang difoto harus smile, yuk kita smileeee ;D
Foto bersama rombongan dari Pontianak dan Balik Papan, saya satu-satunya yang dari Surabaya.
Selepas dari Lawang Sewu, kami langsung menuju tempat yang bisa buat ngadem, maklum siang hari cuaca di Semarang puanas minta ampun. Kayaknya lebih panas Semarang dari pada Surabaya. Waktu itu kami ngadem di suatu restauran yang saya denger-denger restauran ini adalah restauran es krim pertama di Semarang. Benarkah? Saya belum sempat googling. Restauran apa sih? Ini dia...
Toko Oen
Tampak dari luar, toko ini terkesan jadul. Dan dari dalam, jadul juga ternyata, hehehe. Ya iyalah, namanya juga toko bersejarah. Toko Oen ini bukan hanya sekedar toko, tapi merupakan restaurant, ice cream palace, dan pattisserie. Begitu masuk kita akan melihat sederet kursi dan meja bagi mereka yang memesan makanan, disampingnya ada toko yang menyediakan camilan buat oleh-oleh.
Kami para rombongan ada yang langsung beli-beli camilan, ada yang langsung duduk untuk memesan menu. Saya termasuk yang kedua. Udah nggak sabar ngadem dengan menu es krim nya.
Setelah memilih menu, sambil menunggu dihidangkan, saya berkeliling di restauran ini melihat-lihat interiornya. Dan saya menemukan foto pendiri restauran Oen. Ini dia...
Restauran ini juga pernah mendapat penghargaan loh dari luar negeri.
Percaya banget deh kalau ini adalah restauran jadul dan bersejarah, dibawah ini ada mesin kasir jaman dulu. Gede dan pasti nggak praktis gitu pake'nya, maklum waktu itu teknologi nggak secanggih sekarang ;p
Es krimnya sudah datang... Es krim dibawah ini namanya adalah Mocca Nougatin, harganya yaitu Rp 15.000,00. Rasanya seperti es krim pada umumnya sih, cuma yang bikin saya suka adalah biskuit diatasnya, ih sumpah, biskuitnya eeenak banget. Nah biskuitnya ini juga bisa kita beli di toko camilan yang juga ada di restauran ini.
Yang dibawah ini adalah es krim Tutti Frutti, konon es krim ini yang paling dicari di restauran ini, alias most wanted. Kayak apa rasanya? Ya sesuai namanya ya rasa buah, hehehe. Kalau pengen tau lebih lanjut rasanya langsung aja mampir di restauran ini kalau sedang ada di Semarang. Oh iya, harga Tutti Frutti ini dibandrol Rp 32.500,00. Lumayan mahal yah untuk ukuran seimut ini, hehehe.
Selain es krim restoran ini juga menyediakan bistik. Yang dibawah ini adalah bistik sapi, kalau Anda ingin mencoba bistik sapi ini Anda harus menyediakan kocek sebesr Rp 75.000,00.
Nah, untuk yang tertarik mampir di Toko Oen ini Anda bisa datang ke Jl. Pemuda 52, Semarang (tlp. 024 3541683, 024 3548339).
Lumpia Express
Habis kenyang menikmati es krim dan bistik di Toko Oen, kami masih belum puas ingin memanjakan perut lagi. Kali ini kami mau makan makanan yang bikin Semarang terkenal olehnya, yaitu... Lumpiaaaa, yaaay. Banyak toko yang jualan lumpia di kota ini, tapi waktu itu kami pilih Lumpia Express.
Disini lumpianya ada tiga macam. Ada yang plain (Rp 7.000,-/biji), original (Rp 12.000,-/biji) dan crab (Rp 18.000,-/biji). Untuk minumnya sendiri kalau nggak salah harganya Rp. 5000,- (maap lupa, hehe). Untuk rasa lumpianya sendiri, hmmm.... sepertinya saya jatuh cinta sekali sama lumpia ini. Rasanya eeenak banget. Beda banget sama lumpia yang ada di kota Surabaya. Rebungnya sebagai bahan utama isian lumpia ini juga sangat tidak bau.
Kalau tertarik pengen coba lumpia ini, datang saja ke Lumpia Express, Jl. Gajah Mada 142, Semarang (tlp: 024 3547697)
Toko Souvenir
Sudah puas memajakan perut, rombongan kami beranjak ke toko oleh-oleh. Untuk oleh-oleh, kami mengunjungi Toko Souvenir Semarang (Pusat Budaya Semarang, Kedai Dhahar lan Jamu Gendhong). Sesuai namanya, toko yang bertempat di Jl. Mataram 653 Semarang ini, selain menyediakan oleh-oleh khas kota Semarang juga menyediakan jajanan ringan seperti gorengan dan juga jamu gendhong.
Kalau ingin menikmati jajanan atau gorengan dan jamu gendhong kita bisa menemui di lantai 1, sedangkan lantai 2 adalah toko oleh-olehnya.
Toko oleh-oleh ini juga punya lobby yang keren loh buat narsis-narsisan, hehehe.
Makanan Khas Semarang
Selama 5 hari di Semarang, untuk makan pagi, siang, malam, udah diatur semua oleh panitia WNR. Dan semuanya makan di resto hotel. Kebayang nggak gimana bosennya?! Kalau saya sih bosen banget. Karena itu, sesekali saya "bolos" makan di hotel dan nyari-nyari makanan yang lebih "seger" bagi lidah ndeso saya, hehehe.
Nah, salah satu penemuan saya adalah soto sapi. Sotonya jelas beda dengan soto daging yang ada di Surabaya. Rasanya enak'an mana? Menurut saya dua-duanya enak, dua-duanya saya suka, meskipun mereka punya perbedaan. Soto di Semarang rata-rata sepertinya memang disajikan dalam mangkuk ukuran kecil. Pertamanya, saya syok dengan penyajian ini, secara porsi makan saya harusnya mangkuk besar, alhasil saya pun nambah semangkuk lagi, hahaha.
Semangkuk soto sapi ini harganya Rp 13.000,00, ini tanpa nasi. Nasinya sendiri per porsi Rp 3.000,00. Untuk minumnya, waktu itu saya beli es teh, harganya Rp 2000,00. Makan soto sapi ini pun rasanya kurang lengkap kalau tanpa krupuk, jadi jangan lupa tambah krupuknya. Ada berbagai krupuk, misalnya saja krupuk udang, rambak, emping.
Ternyata warung ini lumayan terkenal. Tuh, gambar diatas ada beberapa artis dan orang penting yang pernah makan di tempat ini. Nah, kalau pengen coba menu yang bikin saya seger kembali ini, datang saja ke warung Nasi Pindang Kudus & Soto Sapi "GAJAH MADA", Jl. Gajah Mada 98B, Semarang (tlp. 024 3543966). Paling gampang sih ancer-ancer nya adalah hotel Gumaya tower. Soalnya, waktu itu saya sedang ada di hotel Gumaya dan iseng-iseng jalan kaki di depan hotel buat nyari makanan.
Selain soto sapi, saya juga hunting makanan lain, yang satu ini menu yang terkenal banget di Semarang, yaitu tahu gimbal. Tapi saya nggak tau tahu gimbal yang paling populer tempatnya dimana. Ini saya makan tahu gimbal di foodcourt yang tempatnya pas bersebrangan dengan hotel Gumaya Tower.
Selama di Semarang saya pun terus-terusan nyari makanan favorit saya, bakso. Akhirnya, di hari kelima baru saya sempet nemu bakso. Tapi yang agak aneh, bakso di Semarang pake ditaburi potongan mentimun. Aneh bener, tapi nggak papalah, bikin rasanya semakin juicy ;)
Yang terakhir, saya menemukan es krim home made khas semarang. Es krim yang diberi cap Njonja Besar ini saya temukan saat berada di resto Tanjung Laut. Lumayan enak, ada berbagai rasa seperti coklat, durian dan kacang hijau.
Nah, itulah tadi cerita saya tentang liburan di Semarang. Terima kasih sudah baca sampai habis, semoga nggak pusing karena tulisannya puanjang sekali, hehehe. Semoga bermanfaat, dan untuk yang mau liburan ke Semarang, selamat menelusuri kota Semarang ;)
0 komentar:
Posting Komentar