Senin, 07 Oktober 2013

September in Semarang (part 1)

Baru kali ini sempat nulis tentang liburan saya di kota Semarang. Ini adalah kunjungan saya yang pertama kali di kota yang terkenal dengan lumpianya ini. Awalnya sih, saya agak-agak males diajak ke Semarang ini, nggak menarik, kata saya. Tapi apa boleh buatlah, yang ngajak pacar saya, dan juga bukan tanpa alasan dia mengajak saya untuk liburan ke kota Semarang. Ya, dia mengajak saya ke Semarang dalam rangka kegiatan agamanya. Nama kegiatannya adalah WNR (Wahana Negara Raharja). Setahu saya, acara WNR ini diadakan setahun sekali dan lokasinya selalu berpindah-pindah di berbagai tempat di Indonesia, singkat kata, keliling Indonesia lah.

Langsung saja yah saya mulai ceritanya.

Kamis, 26 September 2013

Namanya juga kegiatan keagamaan, yang ada di benak saya pasti cuma doa, ceramah, doa, ceramah. Membosankan pasti. Tapi, ternyata saya salah besar, karena kegiatan WNR ini tidak melulu doa, sembahyang, ceramah, tapi juga banyak sekali hiburannya. Dimulai pas pembukaan acara WNR, acaranya meriah. Ada parade kostum dan musik yang heboh banget. Seperti ini nih fotonya... (Saya nggak sempat foto bareng, karena sibuk motoin temen, hehehe).


Pembukaan acara WNR ini berlokasi di Gumaya Tower Hotel. Dan memang sebagian besar acara WNR dilaksanakan di hotel ini. 


Tuh, yang ikut buanyak banget. Jumlahnya hampir 1.800 orang dari berbagai tempat, berbagai ras, suku dan bahasa di Indonesia.

Setelah acara pembukaan, para peserta menuju hotel masing-masing yang sudah diatur oleh panitia. Ada yang kebagian hotel Gumaya Tower, ada yang nginep di Hotel Best Western, ada yang di apartemen Mavel. Dan saya kebagian nginep di hotel Grand Candi. Hotel tempat saya menginap keren loooh. Sesuai tag linenya, "the gallery hotel" hotel ini menyajikan pemandangan karya seni yang indah dan sedikit nyeleneh. Nah, seperti apa hotel Grand Candi ini?! Next saya akan bikin tulisan tentang hotel Grand Candi Semarang. Sekarang saya nulis tentang WNR dulu aja kali yaaaah.

Jum'at, 27 September 2013

Setelah malamnya para peserta menikmati istirahat dan paginya sudah kenyang sarapan di hotel masing-masing, kegiatan selanjutnya adalah menuju hotel Gumaya Tower lagi. Pagi ini ada sembahyang bersama, yang kemudian disusul dengan acara ceramah. Sembahyang pagi saya nggak ikut dan lebih milih nunggu di lobi aja, tapi waktu ceramah saya ikut masuk di hall. Menarik, saya suka ceramahnya. Ada pengetahuan-pengetahuan baru yang saya dapatkan disana. Seperti apa sih ceramahnya? Hmmm, susah yah kalau diceritakan, karena saya nggak punya kemampuan untuk nulis ceramah yang saya dengar. Intinya sih, dari ceramah-ceramah di kegiatan ini saya jadi ingin berubah menjadi orang yang lebih baik dengan melakukan hal-hal yang positif untuk orang lain dan untuk bumi ini. Eeeaaa, hehehe. Hush, serius nih, hehehe.

Oke, back to acara (dan biarkan tentang ceramah2 itu jadi bahan renungan sy, bukan bahan tulisan, hehe). Setelah acara ceramah, para peserta menikmati menu makan siang yang disajikan oleh resto hotel Gumaya Tower. Menunya enak-enak sih, tapi kalau saya boleh jujur, saya lebih suka makanan di hotel Grand Candi, entahlah mengapa, hehehe. Nah, setelah kami kenyang, kami langsung ke acara berikutnya. Yaituuuu..... berangkat ke Tambak Lorok. Mo ngapain yaaah?.....

Kita mau menanam 15.000 pohon mangrove alias pohon bakau. Seru kan acara ini ada bakti sosialnya juga. Nah, sebelum berangkat, narsis2an duyuuuu....



Menuju Tambak Lorok, kami para peserta naik bus yang sudah disediakan. Turun dari bus, kita dioper untuk naik mikrolet. Saat naik bus sih masih nggak terasa panasnya kota Semarang. Pas giliran naik mikrolet, whuuiss....berasa banget panasnya kota Semarang. Udah gitu jalan-jalan kecil menuju Tambak Lorok ini juga nggak rata, jadinya pas duduk di mikrolet badan kami berguncang-guncang hebat, sampai-sampai kepala saya hampir kebentur atap mikrolet. Belum lagi bau-bau-an yang menyengat dari perkampungan warga di sekitar Tambak lorok. Entah itu bau apa, seperti ikan asin, atau terasi gitu. Perjalanan menuju Tambak Lorok ini memang tidak mudah dan sangat menantang, selain panas, jalan yang nggak rata, bau-bau-an yang menyengat, kami para peserta yang satu mikrolet didominasi ibu-ibu ini, juga harus merasakan perjalanan yang muter-muter nggak jelas alias nyasarrrr. Ya, kami nyasar, si sopir sepanjang jalan ngomel-ngomel nggak jelas, satu ibu-ibu mulai nggak tahan dengan perjalanan itu dan akhirnya muntah. 

Meskipun perjalanan ini terkesan sangat kacau namun banyak hal positif yang saya temukan disini. Misalnya, para ibu-ibu yang ada di mikrolet ini. Sedikitpun saya tidak mendengar keluhan dari mulut mereka. Oke-oke, ada sih yang mengeluh tapi oleh ibu2 yang lain ditimpali dengan becandaan yang membuat situasi lebih menyenangan. Bahkan, saat pak sopir ngomel-ngomel terus karena nyasar, ibu-ibu ini pun memilih untuk tepuk tangan dan mulai nyanyi... "Disini senang, disana senang, dimana-mana hatiku senang". Saya ikut menyanyi dan cekikik'an setelahnya. Suasana yang mungkin harusnya bikin kita badmood, malah terasa sangat seru ;)

Akhirnya, sampai juga lah kami di lokasi penanaman 15.000 pohon mangrove. Kami turun dari mikrolet dan bergabung dengan ratusan peserta lain yang sudah sampai lebih dulu. 



Semua peralatan sudah disediakan oleh panitia. Mulai dari pohon mangrove/ bakau yang akan kami tanam, sekop, sampai sepatu booth. Namun sayangnya, saya dan teman saya yang bernama mbak Citta ini kehabisan sepatu booth, nyekerlah jadinya (nggak pakai alas kaki) daripada sandal kami kotor terkena lumpur laut.


Setelah kami menanam pohon mangrove, saya dan teman saya masih ingin menyusuri Tambak Lorok ini, biasa...pengen cari-cari lokasi buat narsis2an, wkwkkw. Dan inilah hasilnya....




Action.... *jepret*




Acara nanam-menanam berakhir dan kita kembali ke hotel masing-masing untuk membersihkan diri dan istirahat. Setelah itu lanjut di sore harinya berangkat ke hotel Gumaya Tower Hotel untuk makan malam, sembahyang, dan ceramah. Kali ini ceramahnya berbeda dari kemaren. Jadi acaranya dikemas  seperti talkshow, ada mc atau moderator, ada peserta yang bercerita, dan ada penceramah. Acaranya seru, lucu dan ada "isi"nya, nggak kayak ceramah-ceramah yang biasa kita lihat di tv ;)

Sabtu, 28 September 2013

Pagi hari, seperti hari-hari sebelumnya, kami sarapan di hotel masing-masing. Kemudian langsung berangkat lagi ke Gumaya Tower Hotel untuk sembahyang, ceramah, dan kemudian makan siang. Makan siangnya kali ini menunya adalah seafood, yuuuhhuuiii. Nah, karena pesertanya hampir 1.800 orang, resto seafoodnya dibagi dua, yaitu di Tanjung Laut dan di Kampung Laut. Untuk peserta hotel Grand Candi (yang termasuk saya) kami kebagian di resto Tanjung Laut. Lokasinya, lumayan jauh ya dari tengah kota, tapi tempatnya kerreeen, meskipun sih kalau boleh jujur, saya nggak sampai jatuh hati sama hidangan yang disajikan. Oke, lupakan negatifnya, karena masih banyak positifnya yang akan saya ceritakan tentang Tanjung Laut ini. Jadi, Tanjung Laut ini susananya enak banget, anginnya sepoi-sepoi, selain menikmati menu hidangan yang sudah disajikan kitapun juga bisa mancing ditempat ini. Seru banget nih untuk yang suka mancing. Selain itu juga ada stage yang diisi oleh live music. Penasaran, seperti apa sih resto Tanjung Laut? Ini dia...









Kenyang makan siang di resto Tanjung Laut, para peserta WNR kembali ke Gumaya Tower Hotel. Acara berikutnya adalah sembahyang sore, kawin massal, dan hiburan malam kesenian di Akpol (Akademi Kepolisian). Sayangnya, pas kawin massal saya nggak sempat foto2 momennya, abisnya saya kebagian duduk paling belakang di hall itu. 

Pas hiburan malam di akpol pun nggak banyak foto yang saya dapatkan. Kali ini bukan karena kebagian tempat duduk paling belakang, tapi karena saya udah seru sendiri sama acaranya. Misalnya, sebelum pertunjukan di mulai, para peserta bisa mengambil makanan secara gratis di bazar yang sudah disediakan. Ada banyak makanan disana, mulai dari nasi gadul, tahu gimbal, tahu baso, wedang ronde, dll. Setelah puas menikmati makanan yang ada di bazar, kami dihibur dengan arak-arak'an penganten massal tadi. Ada tarian yang dibawakan oleh banyak sekali penari, ada juga replika gajah yang guedhe banget. Wah seru deh, sampe beneran saya males motret saking pengen menikmati hiburan itu. 

Pas di dalam hall akpol, baru saya sempet motret2 lagi, itu pun juga nggak banyak, karena sekali lagi, saya ingin menikmati hiburan yang disajikan malam itu.


Kebanyakan foto saya didominasi foto bareng temen saya mbak Citta. Foto sama pacar mana yaaah?? Hehehe.

Ini adalah salah satu hiburan malam kesenian di akpol, Semarang...


Minggu, 29 September 2013

Hari ini adalah hari terakhir acara WNR, yaitu acara Doa Bersama Untuk Bangsa. Acara ini pun dihadiri oleh bapak Menteri Agama RI dan para pejabat. Lagi-lagi saya nggak bisa mengabadikan momen-momen yang berlangsung, soalnya, kata mbak mc nya kita dilarang ambil foto kecuali yang bertugas, ya sud deh. Tapi, keesokan harinya, saya sempet motret koran dinding di Semarang yang menulis acara ini.


Pertama kali ikutan acara WNR, over all menurut saya acaranya seru dan menyenangkan. Tahun depan mauuuu dong ikut lagi. Denger-denger acaranya di Bali. Wah, pasti lebih seru nih.

Oh iya, satu lagi yang ketinggalan, souvenir WNR. Kami para peserta dapet souvenir keren ini....


Souvenir ini terbuat dari benang katun kombinasi sutera yang ditenun kemudian dibatik dengan motif batik khas Semarang (Asam-Arang) yang dikombinasikan dengan batik tulis. Sesuai dengan tema acara, tulisan pada kain ini adalah "Wani Warna-Warni Dadi Oye".

Yup, itulah tadi cerita saya tentang acara WNR. Tapi saya masih punya banyak cerita lainnya tentang kota Semarang. Kan kelar acara WNR, saya nggak langsung pulang ke Surabaya tapi masih nginep satu hari lagi. Next, saya akan nulis blog lagi untuk September in Semarang part 2 ;)

0 komentar:

Posting Komentar

 

blush ON blush Copyright © 2015 -- Powered by Blogger